REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengatakan negaranya dan Amerika Serikat (AS) membahas kemungkinan rencana dan latihan gabungan menggunakan aset nuklir AS. Langkah yang diambil dalam menghadapi ancaman nuklir dan rudal dari Korea Utara (Korut).
Surat kabar Chosun Ilbo mengutip Yoon yang mengatakan rencana dan latihan gabungan itu bertujuan agar implementasi "perluasan deterasi" AS lebih efektif. Istilah itu merujuk pada kemampuan militer AS terutama pasukan nuklir mencegah serangan terhadap sekutu AS.
"Senjata nuklir milik Amerika Serikat, tapi rencana, informasi yang dibagikan, latihan dan pelatihan harus dilakukan bersama-sama antara Korea Selatan dan Amerika Serikat," kata Yoon, Senin (2/12/2023).
Ia menambahkan Washington juga "cukup positif" mengenai gagasan itu. Pernyataan Yoon disampaikan satu hari setelah media pemerintah Korut melaporkan pemimpin Korut Kim Jong-un mendorong pengembangan rudal antar-benua dan senjata nuklir untuk menghadapi ancaman dari AS di tengah persaingan antara Korea yang semakin memanas.
Pada Ahad (1/1/2023) kemarin Korut menembakan sebuah rudal balistik jarak pendek ke laut timurnya. Dalam uji coba Tahun Baru setelah luncurkan tiga rudal pada Sabtu (31/12/2022).
Sementara itu Yoon mengatakan mempertahankan Perjanjian Non Proliferasi Senjata Nuklir untuk denuklirisasi Semananjung Korea masih penting.