REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan, konsolidasi BUMN menargetkan hanya 30 BUMN dalam peta jalan atau roadmap BUMN fase kedua periode 2024-2034."Kita membuat peta jalan 2024-2034 di mana kalau bisa hanya ada 30 BUMN. Klasternya 12 dan BUMN-nya hanya 30," ujar Erick dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (2/1/2023).
Erick menambahkan, saat ini BUMN yang ada berjumlah 41 perusahaan. Konsolidasi BUMN hingga menjadi 30 tersebut bertujuan agar BUMN tidak menjadi menara gading, di mana semuanya dimonopoli BUMN.
"Kita membangun ekosistem bersama dengan UMKM, pengusaha daerah, dan swasta. Kalau ada apa-apa, BUMN sebagai benteng ekonomi nasional dan bisa melakukan intervensi," ujar Erick.
Dalam peta jalan tersebut, Erick juga akan meningkatkan jumlah BUMN sebagai perusahaan global. Hal ini dilakukan untuk mendukung ketahanan ekonomi nasional.
Sebelumnya, Erick memastikan transformasi BUMN terus berlangsung meski ada pergantian pemerintahan pada 2024. Ia menyebut, transformasi juga dilakukan untuk memperbaiki kinerja sejumlah BUMN yang diakuinya masih kurang sehat.
Erick mengatakan, banyak paradigma bahwa BUMN korup dan memiliki banyak utang. Namun melalui transformasi, ia membuktikan laba konsolidasi BUMN dari Rp 124,7 triliun pada 2021 kini mampu mencapai Rp 155 triliun per September 2022.
Dia juga akan terus melakukan terobosan, salah satunya dengan mendorong blueprint atau cetak biru konsolidasi BUMN 2024-2034. Dalam cetak biru tersebut, Erick ingin mengonsolidasikan BUMN yang tadinya 108 menjadi hanya 30 BUMN.
Erick ingin Indonesia memiliki BUMN yang besar-besar dan sehat. BUMN sudah seyogiyanya terdepan menjadi ketahanan ekonomi nasional sehingga mesti besar, sehat, agar bisa membangun ekosistem yang kuat sebagai pertahanan mengintervensi kesenjangan, mendorong ekonomi kerakyatan, dan benteng ekonomi Indonesia.