BBM di Karimunjawa Tinggal yang Tersisa di Kendaraan
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). (ilustrasi) | Foto: Republika/Adhi Wicaksono
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Di tengah kondisi cuaca perairan utara Jawa Tengah yang belum kondusif bagi aktivitas pelayaran, pasokan BBM bagi warga di kepulauan Karimunjawa semakin mendesak.
Selain ketersediaan di SPBU yang sudah habis, BBM yang dimiliki warga setempat juga semakin menipis setelah pengapalan BBM ke kepulauan ini belum dapat dilakukan.
Setidaknya, ini diungkapkan oleh Camat Karimunjawa, Muslikhin yang dikonfirmasi perihal krisis BBM yang kini dihadapi oleh warga kepulauan Karimunjawa, melalui sambungan telepon, Senin (2/1/2022).
Menurutnya, saat ini BBM di Karimunjawa sudah semakin menipis, karena masih terhentinya pasokan melalui jalur laut yang belum bersahabat bagi lalu lintas penyeberangan.
"Untuk BBM di Karimunjawa, saat benar-benar sudah menipis dan hanya tinggal yang tersisa (masih ada) di tangki-tangki kendaraan bermotor masing-masing warga," ungkapnya.
Sehingga, lanjut Muslikhin, pengapalan BBM untuk kebutuhan masyarakat di Karimunjawa saat ini sudah sangat dinanti-nanti oleh warganya, yang sudah menunggu lebih dari dua pekan.
Harapannya, kondisi perairan Karimunjawa dan perairan utara Jawa Tengah segera membaik, sehingga pasokan BBM dan penyeberangan dari dan menuju Karimunjawa normal kembali.
Disinggung rencana Pemprov Jawa Tengah meminta bantuan kapal TNI AL untuk membantu mengapalkan pasokan BBM ke Karimunjawa, Muslikhin pun menyambut baik gagasan ini.
Menurutnya, apapun kebijakan yang akan diambil oleh atasan dalam hal ini Pemprov Jawa Tengah Pemerintah Kecamatan Karimunjawa sependapat.
Terlebih BBM di Karimunjawa saat ini sudah semakin habis. "Pada intinya, kami mengikuti apa yang menjadi kebijakan pemerintah provinsi," katanya.