Senin 02 Jan 2023 19:03 WIB

Harga Ikan Meroket Gara-Gara Nelayan tak Melaut Akibat Cuaca Buruk

Pasokan ikan dari nelayan berkurang drastis.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Karta Raharja Ucu
Nelayan Indramayu (ilustrasi). Pasokan ikan dari nelayan berkurang drastis akibat cuaca buruk.
Foto: sapulidinews.com
Nelayan Indramayu (ilustrasi). Pasokan ikan dari nelayan berkurang drastis akibat cuaca buruk.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Harga ikan laut mengalami kenaikan akibat minimnya pasokan dari nelayan. Penyebabnya adalah karena cuaca buruk yang membuat nelayan susah melaut.

 

Baca Juga

‘’Kenaikan harga terjadi pada semua jenis ikan,’’ ujar salah seorang pedagang ikan di pesisir Glayem, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Dudung, kepada Republika, Senin (2/1/2023).

Dudung mencontohkan, untuk ikan etong, naik dari Rp 30 ribu per kilogram menjadi Rp 35 ribu per kilogram, ikan talang-talang atau cakalang naik dari Rp 35 ribu per kilogram menjadi Rp 40 ribu per kilogram, ikan bawal naik dari Rp 45 ribu per kilogram menjadi Rp 60 ribu--Rp 65 ribu per kilogram serta udang laut dari Rp 35 ribu menjadi Rp 50 ribu per kilogram.

Dudung mengatakan, pasokan ikan dari nelayan pun mengalami penurunan karena mereka susah melaut. Dia menyebutkan, biasanya memperoleh pasokan ikan dari nelayan sebanyak 50 kilogram, kini menjadi 30 kilogram.

‘’Susah dapat pasokan ikan dari nelayannya,’’ kata Dudung.

Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Indramayu, Dedi Aryanto, membenarkan naiknya harga ikan saat ini. Pasalnya, kebanyakan nelayan tidak bisa melaut akibat terhalang cuaca buruk di perairan.

‘’Harga ikan saat ini lumayan naik. Harga di pasaran ada yang naiknya sampai dengan 20 persen,’’ terang Dedi.

Dedi mengakui, meski nelayan kini banyak yang tidak bisa memperoleh tangkapan, namun sejumlah pedagang ikan sebelumnya telah mengantisipasi kondisi tersebut. Karenanya, mereka menyimpan ikan di gudang beku sejak jauh-jauh hari.

‘’Jadi pedagang yang menyimpan ikan di gudang beku sih sekarang panen,’’ kata Dedi.

Sementara itu, sulitnya memperoleh pasokan ikan sempat membuat pedagang, yang produknya berbahan dasar ikan, menjadi tidak bisa berjualan. Seperti yang dialami Warkhim, seorang pedagang makanan otak-otak asal Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu .

Warkhim mengaku sempat tidak bisa berjualan selama lima hari pada pekan terakhir Desember 2022. Pasalnya, dia tidak bisa memperoleh pasokan ikan tengiri, yang menjadi bahan dasar pembuatan otak-otaknya.

‘’Waktu itu ikannya kosong, jadi gak bisa jualan,’’ kata pedagang yang biasa berjualan otak-otak di Jalan Sudirman, Kecamatan Indramayu tersebut.

Warkhim mengatakan, baru bisa berjualan kembali setelah mendapat pasokan ikan tengiri. Meski ikan tersebut diperolehnya dengan harga yang lebih mahal.

Biasanya, Warkhim membeli ikan tengiri dengan harga Rp 30 ribu per kilogram dari tempat pelelangan ikan. Namun kini, ikan tersebut dihargai Rp 45 ribu per kilogram.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement