Senin 02 Jan 2023 19:11 WIB

Wisata Halal RI Andalkan MICE

Malaysia dan Singapura yang sebagian besar membutuhkan layanan tambahan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Lida Puspaningtyas
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno saat menyambut kedatangan wisatawan mancanegara asal Toronto  di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali pada Ahad (1/1/2023) dini hari.
Foto: dok. Kemenparekraf
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno saat menyambut kedatangan wisatawan mancanegara asal Toronto di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali pada Ahad (1/1/2023) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, pariwisata halal akan terus dikembangkan oleh pemerintah di tahun ini. Subsektor meetings, incentives, conventions and exhibitions atau MICE menjadi andalan untuk terus mengangkat pariwisata halal nasional.

"Saat ini kita peringkat kedua sebagai destinasi wisata halal dunia. Ini yang kita upayakan bersama dan harapannya wisatawan mancanegara (wisman) bisa berkunjung ke (destinasi wisata halal) Indonesia yang dipicu dengan MICE," kata Sandiaga dalam konferensi pers virtual, Senin (2/1/2023).

Sandiaga menuturkan, pemerintah masih mengejar angka Global Muslim Travel Index (GMTI) Indonesia tahun 2025 sebesar 75 atau naik dari 2020 lalu sebesar 70. Adapun untuk upaya tahun ini, Kemenparekraf sedang merancang beberapa agenda konvensi internasional untuk mengangkat MICE.

Salah satunya, World Islamic Entrepreneur Summit yang rencananya digelar di Sumatra Barat. Selain MICE, Sandiaga mengungkapkan, subsektor kuliner dan fesyen tentunya masih juga akan menjadi primadona pada tahun ini.

Soal asal negara wisman, Sandiaga mengatakan, tidak sepenuhnya pangsa pasar wisata halal merupakan wisman asal kawasan Timur Tengah. Seperti diketahui, esensi dari wisata halal bukan Islamisasi destinasi pariwisata.

"Jika dilihat, ada dua yang cukup dominan, yaitu Malaysia dan Singapura yang sebagian besar mereka membutuhkan layanan tambahan," katanya.

Wisata halal atau ramah Muslim adalah seperangkat layanan tambahan yang dibutuhkan yang sesuai dengan prinsip dasar syariat Islam. Kebutuhan itu tidak hanya dicari wisatawan Muslim. Contoh sederhana yakni soal kebersihan yang terjamin.

"Kita akan terus tingkatkan kesiapan kita dan bukan hanya layanannya tapi kita juga dorong ekosistem ekonomi syariah. Dari pelatihan, pendampingan, pemasaran dan logistik, hingga pembiayaan harus akan tersentuh," katanya. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Tahu gak? kalau ada program resmi yang bisa bantu modal usaha.

1 of 8
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْا بِطَانَةً مِّنْ دُوْنِكُمْ لَا يَأْلُوْنَكُمْ خَبَالًاۗ وَدُّوْا مَا عَنِتُّمْۚ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاۤءُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْۖ وَمَا تُخْفِيْ صُدُوْرُهُمْ اَكْبَرُ ۗ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْاٰيٰتِ اِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan teman orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti.

(QS. Ali 'Imran ayat 118)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement