REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebutuhan pokok pangan berupa bumbu dapur cabai dan bawang merah terlihat melimpah di berbagai sudut pasar. Panen bawang merah dan cabai berlangsung semarak di berbagai sentra.
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto menjelaskan, salah satu penyebabnya karena kesiapan penyediaan benih yang digelontorkan Kementerian Pertanian. Harga kedua komoditas seksi tersebut pun relatif stabil diterima masyarakat.
“Kondusifnya pasokan cabai dan bawang merah akhir tahun ini patut diapresiasi bersama," kata dia.
Prihasto menjelaskan dalam setiap momentum perayaan hari besar keagamaan nasional atau hari libur panjang, ketersediaan dan harga pangan selalu menjadi perhatian. Korelasi pasokan dan harga kedua komoditas tersebut dengan stabilitas nasional bahkan terasa semakin lekat. "Hal ini berkat kerja sama dengan champion cabai dan bawang yang bergerak mengisi daerah-daerah rawan defisit,” imbuh Prihasto Setyanto.
Lebih jauh Prihasto menjelaskan, bantuan benih diberikan secara massif baik dalam bentuk biji maupun semai siap tanam (seedling). Pengaturan pola tanam di sisi hulu sesuai karakter budidaya kedua jenis komoditas tersebut, terbukti mampu meningkatkan kuantitas, kualitas dan kontinuitas pasokan ke pasar. Produksi direncanakan berdasarkan kebutuhan, sehingga proses produksi hingga distribusi dapat berlangsung lebih efisien.
Pengaturan pola produksi antar-waktu dan antar-wilayah menjadi kunci stabilisasi pasokan dan harga semua komoditas pertanian, tak terkecuali cabai dan bawang merah. Selintas sederhana, namun dalam pelaksanaannya melibatkan kompleksitas stakeholder terkait.
Kementan melalui Ditjen Hortikultura diakui berbagai pihak sudah berada di jalur yang tepat dalam menerapkan kebijakan pengaturan pola tanam dan produksi tersebut. “Fakta di lapangan, pasokan ke Pasar Induk Kramat Jati dan Pasar Induk Tanah Tinggi sejak seminggu menjelang Natal hingga saat ini terpantau normal stabil," ucap ujar Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), Jumat (30/12).
Cabai yang masuk mencapai 30-40 ton per hari, sedangkan bawang merah 98-110 ton per hari. Pasokan terus mengalir dari seantero sentra produksi.
"Berasa makin sempurna karena kualitasnya pun diakui oleh para pedagang dan konsumen pas bagus-bagusnya. Benar-benar menjadi berkah bagi petani, pedagang dan masyarakat,” ujar Syahrul Yasin Limpo.
Harus diakui, lanjut Mentan, langkah antisipatif dan massif pemerintah khususnya Kementan dalam menjaga produksi cabai dan bawang merah menghadapi Natal dan Tahun Baru 2023 terbukti berhasil. Para petani champion di berbagai sentra dikonsolidasikan sedemikian rupa untuk bersinergi dengan pemerintah.
Aspek lain yang menentukan stabilitas pasokan dan harga cabai-bawang, yakni sarana distribusi. Pengawalan dan pengamanan jalur produksi hingga distribusi dilakukan Kementerian Pertanian menggandeng institusi terkait seperti Polri, TNI, Lembaga Riset, Perguruan Tinggi hingga praktisi. "Untuk mendukung keterjangkauan harga, Kementan memfasilitasi biaya atau ongkos angkut dari lokasi produksi ke pasar tujuan,” imbuhnya.
Distribusi dilakukan dengan fasilitasi pengangkutan sejak dari lahan atau titik pengumpul di sentra hingga ke pasar konsumen. Kementan juga memastikan dan menjaga harga di tingkat petani sebagai penyedia cabai dan bawang merah agar tetap sejahtera dengan distribusi keuntungan yang berkeadilan.
“Kementerian Pertanian pun sudah menyiapkan serangkaian ancang-ancang mempersiapkan skenario stabilisasi pasokan, terutama Ramadhan dan Hari raya Idul Fitri tahun 2023 yang tak lama berselang akan dijumpai. Semua pasti berharap, pasokan dan harga cabai bawang berlangsung aman, mencukupi dan terkendali,” kata dia.