Gibran : Revitalisasi Keraton Solo Tunggu Penyelesaian Konflik
Red: Yusuf Assidiq
Seorang warga duduk melihat bangunan Keraton Kasunanan Solo, Jawa Tengah. | Foto: ANTARA/Mohammad Ayudha
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Revitalisasi Keraton Solo masih menunggu kepastian penyelesaian konflik yang melibatkan pihak internal. Terkait konflik tersebut, sebetulnya Pemkot Solo dan pihak kepolisian sudah berupaya memediasi.
Namun demikian, upaya mediasi tersebut sampai saat ini belum terealisasi mengingat ada pihak yang enggan dimediasi. "Keraton kemarin dipanggil pak Kapolresta Surakarta nggak datang," kata Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.
Maka itu, untuk revitalisasi, pihaknya masih menunggu penyelesaian konflik. "Saya menunggu perintah, disuruh ndandani (membenahi) saya berangkat," ujarnya.
Untuk saat ini, pemkot masih fokus pada penataan Pura Mangkunegaran dan menyusul lingkungan sekitar Keraton Solo, yakni kawasan Kelurahan Baluwarti. "Hal-hal yang bisa saya sentuh saja, nggak bisa ya sudah," kata dia.
Meski demikian, hal itu bukan berarti pemkot tidak peduli pada kondisi Keraton Solo. Ia hanya ingin menunggu perintah dari pihak terkait. "Bukan ditinggal, aku nunggu perintah saja," katanya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa mengatakan terkait dengan penataan kawasan Baluwarti dilakukan untuk menghilangkan kesan kumuh.
"Kalau ditata baik, siapa yang nggak suka, abdi dalem rumahnya menjadi lebih layak," katanya.
Ia mengatakan nantinya penataan akan difokuskan pada rumah-rumah sekitar museum Keraton Solo dan bagian barat Kantor Kelurahan Baluwarti.
"Selain itu, Baluwarti kan tidak bisa dipisahkan dengan alun-alun. Dulu kan itu dibagi dua, ada Kauman dan Kedunglumbu. Sekarang masuknya ke wilayah Baluwarti," jelas dia.