Selasa 03 Jan 2023 11:06 WIB

Sejumlah Warga Pesisir Indramayu Trauma Terdampak Banjir Rob

Hingga awal pekan ini, masih ada keluarga yang bertahan di pengungsian.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Irfan Fitrat
Kondisi salah satu rumah warga di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, yang ambruk akibat terkena gelombang tinggi, Ahad (1/1/2023).
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
Kondisi salah satu rumah warga di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, yang ambruk akibat terkena gelombang tinggi, Ahad (1/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Banjir rob, serta cuaca ekstrem berupa hujan dan angin kencang berdampak terhadap sejumlah rumah di wilayah Kabupaten Indramayu. Sejumlah warga terdampak sempat mengungsi sementara.

Hingga Senin (2/1/2023), sejumlah warga yang mengungsi di Balai Desa Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, dikabarkan sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Namun, ada warga yang masih bertahan di pengungsian. “Ada sekitar sepuluh kepala keluarga yang saat ini masih ada di tempat pengungsian. Mereka ini yang rumahnya ambruk dan masih trauma,” kata Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Indramayu, Waminuddin, Senin.

Menurut Waminuddin, keluarga yang masih menempati pengungsian ini merupakan warga Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur. Mereka menempati Balai Desa Kertawinangun, yang dijadikan oleh pemerintah daerah setempat sebagai posko pengungsian bencana rob.

Selain wilayah Kandanghaur, ada empat kecamatan lainnya di Kabupaten Indramayu yang terdampak banjir rob, serta cuaca ekstrem berupa hujan lebat dan angin kencang yang terjadi pada Sabtu (31/12/2022). Mencakup daerah di wilayah Kecamatan Patrol, Sukra, Cantigi, juga Arahan. Dari lima wilayah tersebut, daerah di Kecamatan Kandanghaur dinilai paling terdampak, khususnya Desa Eretan Kulon. 

Di Desa Eretan Kulon, dilaporkan ada 21 rumah warga yang ambruk akibat terkena hempasan gelombang pasang. Dilaporkan juga sepuluh rumah warga mengalami kerusakan ringan. Ada masjid juga yang terendam banjir rob.

Waminuddin mengatakan, sebagian besar pengungsi sudah kembali ke rumah dan membersihkan sisa-sisa banjir rob. Pada Senin, kata dia, genangan air banjir rob sudah surut dan ketinggian gelombang yang menerjang pesisir pun berkurang. Meski demikian, warga diminta tetap waspada. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya menyampaikan informasi soal fenomena bulan purnama (full moon) pada 6 Januari 2023, yang berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement