Rabu 04 Jan 2023 05:40 WIB

Iman Sedang Lemah, Bagaimana Cara Meningkatkannya?

Ketika iman lemah, maka seseorang bisa dengan mudah menjadi target bisikan setan.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Iman Sedang Lemah, Bagaimana Cara Meningkatkannya?
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Iman Sedang Lemah, Bagaimana Cara Meningkatkannya?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Iman manusia pada umumnya dapat berubah-ubah. Terkadang iman bisa naik dan terkadang turun. Dan sudah menjadi tugas setiap Muslim untuk mengetahui kapan keadaan imannya rendah dan segera melakukan sesuatu yang dapat meningkatkan kembali imannya.

Seseorang yang menyadari imannya tengah mengalami penurunan dan berupaya mencari nasihat untuk mengembalikan dan meningkatkan keimanannya merupakan pertanda yang baik. Itu menunjukkan orang tersebut bersedia melakukan apapun untuk mendapatkan dan menaikkan kembali kadar keimanannya. 

Baca Juga

 

Melewatkan sholat maktubah dan tak rutin membaca Alquran bisa menjadi tanda lemahnya iman. Terus-menerus melakukan hal itu hanya akan membuat iman semakin lemah dan mempersulit diri untuk kembali pada jalur kebenaran.

Ketika iman lemah, maka seseorang bisa dengan mudah menjadi target bisikan setan. Itu dikarenakan lemahnya hubungan orang tersebut dengan Allah SWT. Karena itu sangat penting meningkatkan iman ketika dalam keadaan seperti itu.

 

Ada beberapa hal yang dapat dicoba setiap Muslim untuk dapat meningkatkan imannya. Dan akan lebih mudah melakukannya satu per satu sehingga tidak terlalu membebani diri sendiri. 

 

Untuk meningkatkan kadar imannya, seseorang dapat melihat dan memikirkan kembali tentang sholatnya. Sebab ini adalah salah satu kewajiban setiap Muslim. Allah berfirman:

 

إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

 

Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (Alquran surat Taha ayat 14) 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement