Selasa 03 Jan 2023 15:08 WIB

Bentuk Holding, Efisiensi Pertamina Tembus 1,9 Miliar Dolar AS

Efisiensi PT Pertamina (Persero) melalui pembentukan holding membuahkan hasil.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bersama Dirut Pertamina Nicke Widyawati saat meninjau SPBU Pertamina 31.128.02 Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan, Selasa (3/1/2022). Efisiensi PT Pertamina (Persero) melalui pembentukan holding dan subholding mulai memperlihatkan hasil.
Foto: Dok Republika
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bersama Dirut Pertamina Nicke Widyawati saat meninjau SPBU Pertamina 31.128.02 Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan, Selasa (3/1/2022). Efisiensi PT Pertamina (Persero) melalui pembentukan holding dan subholding mulai memperlihatkan hasil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Efisiensi PT Pertamina (Persero) melalui pembentukan holding dan subholding mulai memperlihatkan hasil. Hal ini disampaikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat melakukan peninjauan dan pengumuman penyesuaian harga BBM nonsubsidi di SPBU Pertamina 31.128.02, Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan, Selasa (3/1/2023).

"Dari review saya pada 2020 hingga 2021, ongkos operasional Pertamina secara menyeluruh ada penghematan 1,3 miliar dolar AS. Artinya, kalau ada persepsi Pertamina tidak melakukan efisiensi, salah besar," ujar Erick.

Baca Juga

Pria kelahiran Jakarta itu menyampaikan, Pertamina juga berhasil melakukan efisiensi sebesar 600 juta dolar AS pada 2022. Dengan demikian, total penghematan Pertamina selama tiga tahun terakhir menyentuh angka 1,9 miliar dolar AS. 

Menghadapi era digitalisasi, kata Erick, Pertamina memang sudah seharusnya memperbaiki tata kelola perusahaan agar lebih efisien. Sejak awal, mantan presiden Inter Milan itu ingin melakukan perbaikan secara menyeluruh di Pertamina, termasuk dari aspek efisiensi operasional.

"Keuntungan yang didapat Pertamina tidak semata-mata dari berjualan BBM. Itu yang saya tegaskan, harus ada efisiensi," ujarnya.

Erick menyebut, holding dan subholding bertujuan memetakan biaya operasional Pertamina lebih efisien. Hal ini pun telah terbukti seperti pada sektor kilang yang selama ini rugi kini telah berhasil meraup keuntungan. Begitu pula dengan sektor perkapalan dan logistik yang terus diperbaiki agar lebih sehat. Erick mendorong Pertamina lebih adaptif dengan mengantisipasi perubahan BBM untuk kapal menjadi blue hydrogen

"Itu Pertamina juga akan adaptasi. Sama juga seperti harga kompetitor berapa, kita samakan, bahkan lebih rendah," kata Erick.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement