REPUBLIKA.CO.ID., ANKARA -- Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan dia bersedia bekerja sama untuk menormalisasi hubungan dengan Amerika Serikat (AS), meski sanksi dari AS terus melumpuhkan negaranya.
"Venezuela siap, benar-benar siap, untuk mengambil langkah menuju proses normalisasi hubungan diplomatik, konsuler, dan politik dengan pemerintahan AS saat ini dan dengan pemerintahan yang akan datang," kata Maduro pada Ahad (1/1/2023) dalam wawancara yang disiarkan di televisi negara.
Pernyataan Maduro muncul setelah oposisi di negara Amerika Selatan itu memilih untuk membubarkan "pemerintahan sementara" yang dipimpin oleh Juan Guaido, yang telah diakui oleh banyak negara, termasuk AS.
Maduro memutuskan hubungan dengan Washington pada 2019, ketika pemerintahan Presiden Donald Trump saat itu mengakui Guaido sebagai "presiden sementara" Venezuela.
AS meluncurkan serangkaian sanksi terhadap Venezuela, termasuk embargo minyak, untuk memaksa Maduro lengser.
"Kami siap untuk berdialog di tingkat tertinggi, menjalin hubungan untuk saling menghormati, dan saya berharap seberkas cahaya yang datang ke Amerika Serikat, mereka akan membalik halaman dan mengesampingkan kebijakan ekstremis mereka dan kembali ke kebijakan yang lebih pragmatis dengan menghormati Venezuela," kata Maduro.
Pada Jumat lalu, kubu oposisi Venezuela memilih untuk membubarkan pemerintah sementara yang dipimpin oleh Juan Guaido, yang menyatakan dirinya sebagai presiden sementara pada 2019 untuk menggulingkan Presiden Maduro yang terpilih kembali dan mendapat dukungan dari banyak negara Amerika Latin dan Barat, terutama AS.