Bupati Klaten Tolak Tol Lingkar Timur-Selatan, Begini Respons Gibran
Rep: c02/ Red: Yusuf Assidiq
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. | Foto: Muhammad Noor Alfian
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Wacana pembangunan proyek tol lingkar timur-selatan mendapat penolakan dari Bupati Klaten Sri Mulyani. Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyebut akan mengajak duduk bersama.
"Ya kan beberapa bupati penginnya ring road ya bukan tol. Ya nanti duduk bareng, nanti dibicarakan. Ya kalau saya melihat urgensinya ya, Solo hampir tidak bisa gerak," kata Gibran, Selasa (3/1/2023).
Putra sulung Presiden Jokowi tersebut mengaku dengan adanya tol lingkar timur - selatan itu akan berdampak signifikan. Khususnya terkait distribusi barang serta mengurangi mengurangi kemacetan.
"Sangat berdampak signifikan, pasti. Kemacetan hilang, distribusi barang lebih dipermudah dan lain-lain. Traffic tidak stuck di tengah kota tok, muter," ungkapnya.
Mempertimbangkan faktor tersebut, pihaknya akan terbuka untuk diskusi dan duduk bersama. Dia mengatakan akan menerima baik masukan atau saran dari bupati sekitar yang menolak. "Tapi kalau kabupaten ada masukan-masukan ya kita coba. Kita koordinasikan dengan kementerian terkait ya," terangnya.
Gibran juga mengatakan rencana pembangunan tol itu memang usulan Pemerintah Kota Solo. Kendati demikian, hal tersebut sebenarnya sudah lama ia bicarakan.
"Ya kita melihat urgensinya ya, kita lihat traffic di Solo sudah seperti ini. Udah lama banget, udah lama juga pembahasannya, di sini. Iya (usulan), intinya kita lihat urgensinya ya. Tapi jika dari kabupaten sekitar ada masukan nanti kita bahas dulu lah ya," kata dia.
Sebelumnya, Bupati Klaten Sri Mulyani mengatakan menolak tol itu lantaran masih ada proyek strategis nasional yang belum selesai yakni proyek tol Yogyakarta-Solo-Kulonprogo.
"Untuk saat ini masih belum setuju (untuk tol lingkar timur dan selatan), karena memakan lahan pertanian hampir 300 hektare, itu baru untuk tol (Yogyakarta-Solo-Kulonprogo), ini aja belum selesai ini ada wacana kembali untuk tol lingkar timur dan selatan," terangnya.
Selain itu, Sri Mulyani khawatir akan ada dampak pada lahan pertanian lestari di Klaten jika proyek ini dijalankan. Ia mengaku memikirkan nasib warga nantinya.
"Pemerintah harusnya mengkaji kembali ya, kita memikirkan ke depan anak cucu kita ya, tentunya berdampak 30 hektare pada sawah lestari pada tol lingkar timur selatan ini, nanti Klaten tidak bisa mempertahankan lumbung pangan nasional maupun provinsi karena produksinya pasti berkurang," tegas dia.