REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Honda tarik lebih dari 200.000 mobil hybrid di China karena masalah sensor pedal rem. Administrasi Negara China untuk Peraturan Pasar menyatakan, kendaraan cacat produksi memiliki minyak pelumas yang masuk ke dalam sensor pedal rem selama proses pembuatan. Oli yang masuk tersebut bisa memicu masalah dengan sensor seiring waktu.
Laman Carscoop melaporkan, Selasa (3/1/2023), penarikan kendaraan listrik Honda melibatkan setidaknya 105.608 mobil hybrid yang diproduksi melalui perusahaan Dongfeng antara Oktober 2018 hingga September 2020. Kemudian, 95.081 unit yang diproduksi bersama Guangzhou Automobile Group pada Agustus 2018 hingga Agustus 2020.
Dalam sebuah pernyataan menyebutkan bahwa Dongfeng dan Guangzhou Automobile Group akan menguji kendaraan yang diklaim cacat produksi. Pihaknya akan mengganti komponen pedal rem apabila diperlukan.
Penarikan kembali kendaraan hybrid Honda menambang tahun penuh tantangan bagi Honda China. Pasalnya, produksi lokal saja sudah turun 14 persen, yakni menjadi 1,62 juta kendaraan.
Tidak hanya itu, Honda juga melakukan penarikan di Amerika Serikat. Pada akhir November, Honda mengumumkan akan menarik kembali 117.445 Ridgelines yang dibuat antara Oktober 2015 hingga Juni 2019 karena ada rangkaian kabel yang pecah.
Masalah Honda lainnya juga terkait permasalahan yang lebih komprehensif. Office of Defects Investigations Departemen Perhubungan AS belum lama ini meluncurkan penyelidikan pendahuluan terhadap tipe CR-V dan HR-V.