Selasa 03 Jan 2023 17:05 WIB

Palestina Kutuk Kunjungan Menteri Israel ke Kompleks Al Aqsa

Palestina memandang kunjungan menteri Israel ke Al Aqsa sebagai provokasi.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Warga Palestina beristirahat di tangga kompleks Masjid Al-Aqsa, yang oleh umat Islam dikenal sebagai Tempat Suci Mulia dan oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount, di Kota Tua Yerusalem, Selasa, 3 Januari 2023. Itamar Ben-Gvir, seorang ultranasionalis Israel Menteri kabinet, mengunjungi tempat suci Yerusalem pada Selasa untuk pertama kalinya sejak menjabat dalam pemerintahan baru sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pekan lalu. Kunjungan tersebut dilihat oleh warga Palestina sebagai provokasi.
Foto: AP Photo/Maya Alleruzzo
Warga Palestina beristirahat di tangga kompleks Masjid Al-Aqsa, yang oleh umat Islam dikenal sebagai Tempat Suci Mulia dan oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount, di Kota Tua Yerusalem, Selasa, 3 Januari 2023. Itamar Ben-Gvir, seorang ultranasionalis Israel Menteri kabinet, mengunjungi tempat suci Yerusalem pada Selasa untuk pertama kalinya sejak menjabat dalam pemerintahan baru sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pekan lalu. Kunjungan tersebut dilihat oleh warga Palestina sebagai provokasi.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir secara singkat mengunjungi kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem pada Selasa (3/1/2023). Langkah tersebut dikutuk oleh warga Palestina sebagai tindakan provokatif dan tetap dilakukan meskipun diperingatkan dapat menyebabkan kekerasan.

Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan, mengutuk keras penyerbuan Masjid Al Aqsa oleh menteri ekstremis Ben-Gvir. Palestina memandang tindakan itu sebagai provokasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan eskalasi konflik yang berbahaya.

Baca Juga

Seorang juru bicara Hamas mengatakan, Al Aqsa akan tetap sebagai pengingat Palestina, Arab, dan Islam. "Dan tidak ada fasis yang dapat mengubah fakta ini".

Namun, tidak ada indikasi bahwa Ben-Gvir mendekati masjid tersebut. Pernah menjadi advokat untuk mengakhiri larangan ibadah umat Yahudi di kompleks tersebut, sejak menjabat dia berbicara dengan cara yang lebih tidak berkomitmen tentang perlunya menegakkan "non-diskriminasi" di area tersebut.

"Jika Hamas berpikir itu dapat menghalangi saya dengan ancaman, mereka harus memahami bahwa waktu telah berubah. Ada pemerintahan di Yerusalem!" kata Ben-Gvir di Twitter.

"Temple Mount terbuka untuk semua," katanya menggunakan nama Yahudi untuk situs tersebut.

Sebuah foto yang menyertai pernyataan itu menunjukkan Ben-Gvir berjalan-jalan di pinggiran kompleks. Dia dikelilingi oleh sekelompok pengawal dan diapit oleh seorang Yahudi Ortodoks.

Seorang pejabat Israel mengatakan, kunjungan seperempat jam itu dilalui tanpa insiden dan dilakukan sesuai dengan pengaturan status quo, sejak puluhan tahun lalu. Upaya ini sebagai tindakan dalam memungkinkan kelompok non-Muslim untuk berkunjung area itu, dengan syarat mereka tidak melakukan ibadah.

Kebangkitan pemimpin partai Jewish Power bergabung dengan koalisi nasionalis-agama di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang terpilih kembali telah memperdalam kemarahan warga Palestina. Dalam kekerasan baru di dekat Betlehem, wilayah pendudukan Tepi Barat, pasukan Israel menembak mati seorang remaja Palestina selama bentrokan.

Kompleks Al Aqsa adalah situs tersuci ketiga Islam. Area itu juga merupakan situs paling suci Yudaisme, sisa dari dua kuil kuno kepercayaan. Terletak di Yerusalem Timur, yang direbut Israel bersama dengan Tepi Barat dan Jalur Gaza dalam perang 1967, kompleks tersebut selanjutnya berfungsi sebagai fokus harapan Palestina untuk mendirikan negara di wilayah tersebut. Israel menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kotanya yang tak terpisahkan, status yang tidak diakui secara internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa. 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement