Selasa 03 Jan 2023 23:06 WIB

Ini Dampak Main Lato-lato terhadap Sensorik dan Motorik Kita

Meski terkesan monoton, lato-lato melatih pengendalian gerakan tangan.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Natalia Endah Hapsari
Anak-anak bermain lato-lato saat acara Kids FanFest Indonesia 2022 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (30/12/2022). Kids FanFest Indonesia 2022 menjadi alternatif bagi anak-anak untuk mengisi waktu liburan akhir tahun dengan ragam aktivitas permainan anak yang mendidik, menghibur dan menumbuhkan nilai-nilai positif. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Anak-anak bermain lato-lato saat acara Kids FanFest Indonesia 2022 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (30/12/2022). Kids FanFest Indonesia 2022 menjadi alternatif bagi anak-anak untuk mengisi waktu liburan akhir tahun dengan ragam aktivitas permainan anak yang mendidik, menghibur dan menumbuhkan nilai-nilai positif. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Lato-lato kini viral dan banyak dimainkan oleh anak-anak hingga orang dewasa. Meski tampaknya monoton, ternyata lato-lato mampu melatih sensorik dan motorik pada anak.

“Meskipun terkesan monoton karena hanya menggunakan dua bandul yang diikat tali pada sebuah tongkat, namun anak belajar mengendalikan gerakan di tangannya sendiri,” kata psikolog Viera Adella, saat dihubungi Republika.

Baca Juga

Efektivitas dari lato-lato sangat tergantung pada cara anak diberi kesempatan dan tantangan untuk mengeksplorasi, serta diberi penjelasan atau bimbingan agar dapat mengembangkan keterampilannya.

Selain itu, apakah anak diberi apresiasi ketika berhasil dan dimotivasi untuk mencoba kembali ketika gagal. Intinya, semua permainan menjadi efektif ketika fungsinya dipahami dan dirasakan oleh anak.

“Dibandingkan dengan gawai, lato-lato memberi sensasi atau pengalaman sensorik yang berbeda pada anak. Terutama dalam melakukan gerakan-gerakan ritmis (berirama), anak lebih dituntut mengintegrasikan serta mengoordinasikan penglihatan (visual) dan motoriknya,” ucap Viera.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement