Selasa 03 Jan 2023 19:29 WIB

Lakukan Provokasi, Menteri Sayap Kanan Israel Kunjungi Kompleks Masjid Al Aqsa

Hal ini dapat mengakibatkan kekerasan mematikan antara warga Muslim dan Israel.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Polisi Israel mengawal pengunjung Yahudi ke kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal oleh umat Islam sebagai Tempat Suci Mulia dan bagi orang Yahudi sebagai Temple Mount, di Kota Tua Yerusalem, Selasa, 3 Januari 2023. Itamar Ben-Gvir, seorang ultranasionalis Menteri Kabinet Israel, mengunjungi situs suci Yerusalem pada hari Selasa untuk pertama kalinya sejak menjabat dalam pemerintahan baru sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu minggu lalu. Lakukan Provokasi, Menteri Sayap Kanan Israel Kunjungi Kompleks Masjid Al Aqsa
Foto: AP Photo/Maya Alleruzzo
Polisi Israel mengawal pengunjung Yahudi ke kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal oleh umat Islam sebagai Tempat Suci Mulia dan bagi orang Yahudi sebagai Temple Mount, di Kota Tua Yerusalem, Selasa, 3 Januari 2023. Itamar Ben-Gvir, seorang ultranasionalis Menteri Kabinet Israel, mengunjungi situs suci Yerusalem pada hari Selasa untuk pertama kalinya sejak menjabat dalam pemerintahan baru sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu minggu lalu. Lakukan Provokasi, Menteri Sayap Kanan Israel Kunjungi Kompleks Masjid Al Aqsa

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir mengunjungi kompleks masjid al-Aqsa Yerusalem untuk pertama kalinya sejak menjadi menteri, Selasa (3/1/2023). Kedatangannya ini tentu saja membuat marah warga Palestina, yang melihat kunjungan itu sebagai provokasi.

"Pemerintah kami tidak akan menyerah pada ancaman Hamas," kata Ben-Gvir dalam sebuah pernyataan, setelah kelompok militan Palestina mengatakan langkah seperti itu akan menjadi 'garis merah'.

Baca Juga

Kunjungan Ben-Gvir terjadi beberapa hari setelah dia menjabat sebagai menteri keamanan nasional, posisi yang memberinya kekuasaan atas polisi. “Temple Mount adalah tempat terpenting bagi orang Israel dan kami menjaga kebebasan bergerak bagi Muslim dan Kristen, tetapi orang Yahudi juga akan naik ke gunung, dan mereka yang membuat ancaman harus ditangani dengan tindakan,” kata Ben-Gvir, dilansir dari The Guardian, Selasa.

Pengamat mengatakan langkah ini, dilihat oleh Otoritas Palestina sebagai provokasi besar. Hal ini dapat mengakibatkan kekerasan mematikan dan meningkatkan ketegangan di wilayah pendudukan dan di antara warga Muslim dan Israel.

Kompleks itu, yang terletak di Yerusalem Timur yang dicaplok Israel, dikelola oleh dewan urusan Wakaf Islam, dengan pasukan Israel beroperasi di sana dan mengendalikan akses. Di bawah pengaturan lama, orang Yahudi dapat mengunjungi, tetapi tidak berdoa. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement