Rabu 04 Jan 2023 04:30 WIB

Sumbar Alami Inflasi 0,94 Persen Pada Desember 2022

Inflasi Sumbar bersumber pada kenaikan harga tiket pesawat dan daging ayam.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Friska Yolandha
Suasana di Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatra Barat, Wahyu Purnama, mengatakan pada Desember 2022 lalu, Sumbar mencatatkan inflasi sebesar 0,94 persen, didorong oleh kenaikan harga tiket pesawat.
Foto: Humas BIM
Suasana di Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatra Barat, Wahyu Purnama, mengatakan pada Desember 2022 lalu, Sumbar mencatatkan inflasi sebesar 0,94 persen, didorong oleh kenaikan harga tiket pesawat.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatra Barat, Wahyu Purnama, mengatakan pada Desember 2022 lalu, Sumbar mencatatkan inflasi sebesar 0,94 persen (month to month/mtm). Menurut Wahyu, angka ini meningkat dibandingkan realisasi November 2022 yang mengalami deflasi sebesar 0,27 persen mtm.

"Secara spasial, inflasi di Sumatera Barat pada Desember 2022 disumbang oleh inflasi Kota Padang dengan nilai realisasi sebesar 0,98 persen (mtm) dan Kota Bukittinggi yang mengalami inflasi sebesar 0,66 persen (mtm)," kata Wahyu, Selasa (3/1/2023).

Baca Juga

Wahyu menjelaskan secara tahunan, inflasi Sumatera Barat pada Desember 2022 tercatat sebesar 7,43 persen yoy. Inflasi ini meningkat dibandingkan realisasi November 2022 sebesar 6,87 persen yoy.

Secara tahun berjalan sejak Januari sampai Desember 2022 Wahyu menyebut inflasi Sumatera Barat tercatat 7,43 persen ytd. Meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 6,42 persen ytd.

"Secara keseluruhan tahun 2022, inflasi Sumatera Barat yaitu sebesar 7,43 persen yoy. Mengalami peningkatan dibandingkan realisasi tahun 2021 yang sebesar 1,40 persen yoy," ujar Wahyu.

Berdasarkan analisis BI, inflasi Sumatera Barat pada Desember 2022 bersumber dari kenaikan harga komoditas angkutan udara, daging ayam ras, telur ayam ras, emas perhiasan, dan cabai merah. Di mana komoditas tersebut masing-masing dengan andil inflasi sebesar 0,16 persen, 0,16 persen, 0,05 persen, 0,05 persen, dan 0,04 persen (mtm).

Angkutan udara, kata Wahyu, tercatat mengalami inflasi inflasi sejalan dengan peningkatan permintaan pada momen HBKN Natal dan Tahun Baru. Daging ayam ras dan telur ayam ras tercatat inflasi didorong oleh peningkatan permintaan pada periode HBKN Nataru. Kenaikan harga komoditas daging dan telur ayam ras juga didorong oleh meningkatnya biaya produksi di tingkat peternak akibat adanya kenaikan biaya pakan dan day old chicken (DOC). Komoditas emas perhiasan tercatat mengalami kenaikan harga yang terjadi sejalan dengan fluktuasi harga emas global.

"Inflasi pada komoditas emas perhiasan ini juga tercatat dipengaruhi oleh kecenderungan kenaikan harga pada periode libur akhir tahun maupun hari raya," ujar Wahyu.

Sementara cabai merah kembali mengalami kenaikan harga yang disebabkan oleh meningkatnya permintaan pada periode Natal dan Tahun Baru. Sementara itu, komoditas beras yang sebelumnya menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi tertinggi di Sumatera Barat mengalami inflasi yang rendah di bulan Desember 2022 dengan nilai andil sebesar 0,02 persen (mtm).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement