REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Islam memberikan kedudukan yang istimewa dan vital untuk ayah dalam keluarga.
“Ayah itu ibarat lokomotif dalam kehidupan berkeluarga. Bersama ibu, ayah akan membina rumah tangga yang sakinah penuh dengan mawaddah warahmah,” kata pengasuh Pesantren Dar al-Qur`an Kebonbaru Arjawinangun Cirebon, KH Dr Ahsin Sakho Muhammad, dikutip dari dokumentasi Harian Republika, Selasa (3/1/2022).
Menurut dia, yah mempunyai peran yang besar sebagaimana juga ibu. Karena kedua insan ini harus saling bahu membahu dalam menciptakan keluarga yang sakinah mawadah warahmah diridai Allah SWT. Terutama ayah, Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan," (QS At- Tahrim ayat 6).
Jadi bagaimana supaya agar keluarga kita itu menjalankan kehidupannya sesuai dengan apa yang diridai Allah SWT?
Dia menjelaskan, sebagaimana ayat tadi artinya sebagai orang tua harus menjaga diri dari hal-hal yang tidak baik, yang tidak diridai Allah SWT, jadi orang tua itu harus betul-betul menjaga dirinya terlebih dahulu. Karena kesalehan seorang anak itu tergantung dari pada kesalehan ayahnya atau pun ibunya.
“Makanya agar supaya anak selamat dari siksa neraka, ayahnya terlebih dulu harus menjadi ayah panutan, ayah yang berakhlakul karimah, yang bisa menjalankan kehidupan sehari-hari itu penuh dengan peribadatan kepada Allah SWT,” ujar dia.
Dia mengingatkan, kalau seandainya ayah bisa memberikan contoh kepada anak-anaknya maka Insya Allah anaknya itu akan ikut. Karena secara garis besar anak itu akan meniru apa yang dilakukan oleh ayah dan ibunya. Maka hendaklah seorang ayah itu mengenalkan dirinya sebagai guru.
Kiai Ahsin yang juga mantan rektor Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta ini, menjelaskan sebagai seorang ayah sudah tentu menjadi pemimpin. Jadi sebagai seorang ayah harus bertanggung jawab terhadap istrinya, kepada anak anaknya. “Itu diberikan tanggung jawab besar sekali peran ayah itu. Karena ayah itu kan sebagai leader,” tutur dia.
Sebagai seorang ayah, kata dia, harus mempunyai kecakapan dalam bidang ilmu-ilmu yang bisa menjadikan Allah SWT itu ridha yaitu ilmu agama.
Baca juga: Nasib Tragis Pendeta Saifuddin Ibrahim Penista Alquran, Jadi Pemulung di Amerika Serikat?
Ilmu agama tidak mesti harus menjadi orang yang alim tapi dasar-dasar keagamaan itu harus dipunyai oleh seorang ayah.
Misalnya, kata dia, kepedulian kepada kewajiban-kewajiban keagamaan. Dan kemudian juga ayah itu harus punya wawasan keagamaan bahwa anak itu adalah titipan Allah SWT.
Anak itu bisa menjadi bumerang bagi keluarganya tetapi bisa juga menjadi penolong, kebanggaan keluarganya manakala ditarbiyah atau dididik dengan sebaik-baiknya.
Kiai Ahsin menuturkan, yang paling penting pertama itu adalah akidahnya harus kuat anak anak itu. Kedua akhlaknya harus bagus. Ketiga disamping akidah dan akhlak, anak itu juga harus mempunyai pengetahuan tentang fardhu ain kewajiban yang sifatnya individu.