Rabu 04 Jan 2023 00:30 WIB

Kemenkeu: Peningkatan Inflasi Inti Cerminkan Kuatnya Konsumsi

Peningkatan inflasi inti pada Desember 2022 mencerminkan masih kuatnya konsumsi.

Red: Ahmad Fikri Noor
Warga mencari produk makanan dan minuman di Transmart Cempaka Putih, Jakarta, Senin (2/1/2023). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Desember 2022 sebesar 0,66% secara bulanan (month to month/mtm) dan tahunan 5,51% (year on year/yoy). Inflasi Desember disumbang oleh makanan, minuman, dan tembakau.
Foto: Republika/Prayogi
Warga mencari produk makanan dan minuman di Transmart Cempaka Putih, Jakarta, Senin (2/1/2023). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Desember 2022 sebesar 0,66% secara bulanan (month to month/mtm) dan tahunan 5,51% (year on year/yoy). Inflasi Desember disumbang oleh makanan, minuman, dan tembakau.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menilai, peningkatan inflasi inti pada Desember 2022 mencerminkan masih kuatnya konsumsi masyarakat. Hal ini juga tercermin dari kenaikan inflasi beberapa kelompok pengeluaran seperti perumahan, rekreasi, dan perawatan pribadi, serta jasa lainnya.

"Inflasi inti pada Desember 2022 tercatat sebesar 3,36 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), meningkat dari bulan sebelumnya yang tercatat di angka 3,3 persen (yoy)," kata Febrio dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (3/1/2023).

Secara keseluruhan, laju inflasi meningkat di Desember 2022 yang mencapai 5,51 persen (yoy), naik dari angka November 2022 sebesar 5,42 persen. Peningkatan ini didorong oleh tekanan kenaikan inflasi inti dan harga diatur pemerintah (administered price). Sedangkan dari sisi harga pangan bergejolak masih melanjutkan tren penurunan.

Ia mengungkapkan, tren penurunan inflasi kelompok pangan bergejolak berlanjut di mana tercatat sebesar 5,61 persen (yoy), lebih rendah dari inflasi November yang mencapai 5,7 persen. Namun demikian, dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) harga pangan mengalami kenaikan seiring dengan perayaan Natal dan tahun baru (Nataru) serta masuknya musim penghujan seperti daging dan telur ayam, ikan segar, aneka sayuran (antara lain tomat, cabai rawit, bayam), dan beras.