Rabu 04 Jan 2023 07:32 WIB

Bangladesh Punya Layanan Metro Pertama Sepanjang 11,7 Kilometer

Metro membuat perjalanan dari Uttara ke Motijheel 38 menit, dari sebelumnya dua jam.

Stasiun metro di Dhaka, Bangladesh.
Foto: Dhaka Mass Transit Company
Stasiun metro di Dhaka, Bangladesh.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina Wazed resmi membuka sesi pertama layanan metro atau MRT di Dhaka pada 28 Desember 2022. Line 6 memiliki panjang 11,7 kilometer (km) yang membentang dari Uttara bagian utara menuju selatan ke Agargaon dengan tujuh stasiun.

Meski begitu, kereta beroperasi tanpa henti di antara stasiun terminal mulai pukul 08.00 hingga tengah hari. Layanan penuh diharapkan dimulai pada 26 Maret 2023. Sesi berikutnya dari Agargaon melalui Universitas Dhaka ke Motijheel dengan tujuh stasiun diharapkan dibuka pada Desember 2023. Sementara pembukaan perpanjangan stasiun jalur utama Motijheel-Kamalapur terakhir dengan satu stasiun diharapkan terealisasi pada 2025.

Dikutip dari Railjournal, hadirnya metro membuat waktu perjalanan dari Uttara ke Motijheel hanya memakan waktu 38 menit. Layanan itu jauh lebih cepat dibandingkan dengan moda transportasi lain yang setidaknya membutuhkan waktu dua jam di jalur yang sama di ibu kota Bangladesh tersebut.

Pemerintah Bangladesh menandatangani perjanjian pinjaman dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk membangun Line 6 senilai 2,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp 43,6 triliun pada Februari 2013. Dari jumlah itu, pendanaan Jepang sekitar 60 persen dari biaya pinjaman lunak. Namun, konstruksi pembangunan metro baru dimulai pada Juni 2016 dan biaya proyek kemudian membengkak menjadi 3,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 48,3 triliun.

Sinohydro Corporation Italia-Thailand dan China bertanggung jawab atas teknik sipil. Dhaka Mass Transit Company (DMTCL) memberikan kontrak senilai 500 juta dolar AS atau sekitar Rp 7,7 triliun sekaligus pada 2018 kepada perusahaan patungan Marubeni, Jepang, dan Larsen & Toubro, India untuk kontrak elektro-mekanis untuk Line 6. Jalur tersebut dialiri listrik pada 1,5 kV dc overhead.

Sebelumnya Perusahaan Angkutan Massal Dhaka (DMTCL) (KHI) dan Mitsubishi mendapatkan kontrak pada 2017 untuk 24 kereta metro enam rangkaian, bersama dengan peralatan depo.

Jaringan metro sebanyak enam jalur direncanakan dibuka di Dhaka pada 2030. Pembangunan Line 1 sepanjang 31,24 km dimulai akhir 2022, setelah tertunda selama dua tahun. DMTCL menandatangani kontrak pada Oktober 2022 dengan perusahaan patungan Jepang yang dipimpin oleh Nippon Koei untuk layanan pengawasan konstruksi proyek.

Konsorsium tersebut juga terdiri dari Oriental Consultants Global, Systra, Delhi Metro Rail, Nippon Koei India, Katahira and Engineers International, Development Design Consultants dan Nippon Koei Bangladesh. Line 1 diproyeksikan selesai dan beroperasi pada Desember 2026.

Pekerjaan jalur bawah tanah senilai 5,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 81 triliun itu akan dimulai dengan pengembangan lahan untuk depo Pitalganj di Narayanganj. Proyek itu akan terdiri dari bagian bawah tanah sepanjang 19,87 km dari Bandara Internasional Hazrat Shahjalal ke Kamalapur dan jalur layang sepanjang 11,36 km dari Notunbazar ke Terminal Purbachal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement