REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Praktisi psikolog keluarga Nuzulia Rahma Tristinarum mengatakan, perselingkuhan bisa dilakukan, baik suami maupun istri dengan siapa pun. Bahkan, belum lama ini mencuat kabar adanya menantu main serong dengan ibu mertuanya.
"Perselingkuhan bisa pula terjadi pada orang dengan jarak usia yang jauh, bahkan ada pula perselingkuhan laki-laki dengan laki-laki atau perempuan dengan perempuan," Nuzulia kepada Republika.co.id, Selasa (3/1/2023).
Nuzulia mengingatkan untuk tidak main serong karena itu berdampak buruk pada pasangan, anak-anak, keluarga, juga bagi diri pelaku. Ia mengungkapkan, pasangan dan anak-anak dapat mengalami luka hati, kecemasan, depresi, dan trauma.
"Perselingkuhan antara ibu mertua dan menantu yang sedang viral pun demikian, itu akan menyebabkan dampak buruk bagi suami dan anak dari si ibu," kata Nuzulia yang juga berprofesi sebagai konselor, trainer, juga penulis ini.
Selain itu, perselingkuhan dapat menyebabkan luka hati, depresi, dan trauma, khususnya bagi anak karena yang melakukan adalah ibu dan suaminya, dua orang yang signifikan dalam hidupnya. Nuzulia menilai korban sangat perlu mendapatkan pendampingan psikologis.
Untuk mencegah perselingkuhan, menurut Nuzulia, pasangan dapat melakukan beberapa hal, misalnya menunaikan hak dan kewajiban masing-masing dalam porsi yang seimbang. Selain itu, berusahalah untuk selalu menumbuhkan rasa cinta dengan berbagai cara bersama pasangan.
Anda juga harus saling menghargai, memiliki komitmen, memiliki tujuan bersama sebagai satu keluarga, menumbuhkan komunikasi dua arah, dan memiliki attachment satu sama lain. Jangan lupa untuk memiliki waktu berkualitas hanya berdua dengan pasangan.