REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia mendukung pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mewujudkan Indonesia Emas 2045. PPI Dunia melakukan kunjungan audiensi ke kantor BKKBN di Jakarta.
PPI yang merupakan organisasi pelajar dan mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di luar negeri itu berharap Indonesia Emas 2045 dapat benar-benar terwujud. PPI ingin terlibat dalam upaya mengatasi persolan bangsa.
"Saat ini pemerintah sedang melakukan program percepatan penurunan stunting. Kami sangat mendukung," kata Koordinator PPI Dunia Achyar Al Rasyid, dalam keterangan pers, Rabu (4/1/2023)
Walaupun diakui Achyar, mungkin dukungan PPI tidak terlalu signifikan, tetapi ini merupakan bakti PPI untuk bangsa dan negara Indonesia. "Kami ingin mewujudkan Indonesia Emas 2045. Karena itu kami support BKKBN dalam program menurunkan stunting,” tambah Achyar saat audiensi di kantor BKKBN Jakarta Timur.
Dalam audiensi itu, mereka diterima langsung Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, didampingi Direktur Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) BKKBN Eka Sulistya Ediningsih. Direktur Advokasi dan Kelembagaan BKKBN Wahidah, Direktur Ketahanan Remaja BKKBN Victor Palimbong, dan Direktur Kerjasama Pendidikan Kependudukan Edi Setiawan.
Menurut Achyar, mereka akan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan percepatan penurunan stunting di Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Kegiatan yang dilakukan pada 15 Januari 2023 ini adalah pelestarian lingkungan terutama terumbu karang dan penyediaan ketersediaan air bersih guna menekan angka stunting.
Selanjutnya pada 30 Januari 2023, mereka akan melakukan kegiatan di Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Di daerah ini, PPI Dunia akan antara lain pelayanan untuk Ibu hamil, pemberian tablet penambah darah untuk mendukung percepatan penurunan stunting.
Menanggapi hal itu, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengapresiasi dan menyambut baik keinginan dan rencana kegiatan para pelajar dan mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam PPI Dunia., terutama yang berkaitan dengan pembangunan kualitas sumber daya manusia dan percepatan penurunan stunting.
Hasto berharap pengurus PPI Dunia bisa mengajak serta Diaspora terlibat dalam upaya percepatan penurunan stunting seperti dalam program Bapak Asuh Anak Stunting.
“PPI bisa mengajak dan menjadi jembatan penghubung para Diaspora dengan keluarga-keluarga termarjinalkan. Hal ini tentu bisa mengatasi kemiskinan ekstrem dan stunting. PPI juga bisa mengajak para Diaspora untuk mengembangkan ekonominya dalam membantu masyarakat miskin dan berisiko stunting,” kata Hasto.
Diaspora merupakan orang-orang Indonesia (perantauan) yang tinggal menetap di luar wilayah Indonesia. Karena itu, Hasto juga mengajak PPI Dunia untuk terlibat dalam kampanye mengubah mindset masyarakat Indonesia.
Menurut Hasto, PPI Dunia bisa berfokus kepada remaja. Sebab, PPI Dunia memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan kalangan remaja dan pemuda. “Kami berharap ada kerja sama program long term (jangka panjang). Meski periode kepengurusan PPI hanya singkat tetapi programnya tetap berjalan,” kata Hasto.
Dalam kerja sama program jangka Panjang itu, Hasto berharap PPI bisa melakukan penelitian ilmiah dan menulis jurnal tentang stunting sehingga menjadi bahan referensi bagi BKKBN dan pemangku kepentingan percepatan penurunan stunting lainnya.