Rabu 04 Jan 2023 14:06 WIB

Pengaruh Kekerasan Adegan Film dalam Kehidupan Nyata

Setiap orang memiliki ambang berbeda dalam mendefinisikan mana adegan kekerasan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Pengaruh adegan kekerasan dalam film dalam dunia nyata. (ilustrasi)
Foto: pixabay
Pengaruh adegan kekerasan dalam film dalam dunia nyata. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Berbagai kasus kekerasan semakin banyak terjadi belakangan ini. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, apakah kekerasan di film memengaruhi kehidupan nyata?

Para peneliti menghabiskan beberapa dekade untuk menguraikan pertanyaan tersebut dan menganalisisnya. Mereka sepakat kekerasan yang dipertontonkan di media dan kekerasan kehidupan nyata berkorelasi.

Baca Juga

Perlu dicatat bahwa setiap orang memiliki ambang berbeda dalam mendefinisikan mana adegan yang termasuk kekerasan atau bukan. Misalnya, peneliti dari University of Pennsylvania melihat masalah ini pada 1980-an, di mana remaja, anak-anak dengan ibunya, mahasiswa pascasarjana, dan psikiater adalah beberapa kelompok yang disurvei oleh peneliti.

Mereka melibatkan penganalisis konten dan survei tahunan yang dilakukan oleh organisasi akar rumput seperti National Parent-Teacher Association TV Action Center. Salah satu survei menyimpulkan bahwa selama 376 jam tayangan televisi, terdapat 2.796 episode yang dianggap kekerasan, atau 7,43 episode kekerasan per jam.

Dilansir di laman Movie Web pada Selasa (3/1/2023) mengulas bagaimana kekerasan di media memengaruhi anak-anak. Orang tua dan wali diimbau tidak hanya terinformasi dan cerdas secara emosional untuk menjauhkan anak-anak dari perilaku kekerasan. Mereka juga tidak boleh Membiarkan, mengaktifkan, atau menghargai perilaku agresi di rumah. Pasalnya hal itu sama merugikannya dengan kekerasan yang dikonsumsi oleh khalayak dari film atau tontonan di media.

Jadi, apakah film yang memuat kekerasan memengaruhi kehidupan nyata? Para peneliti terus mendukung pernyataan bahwa kekerasan media berkontribusi pada desensitisasi terhadap kekerasan di kehidupan nyata.

Selain itu, kekerasan dalam film mungkin berpengaruh pada kehidupan nyata, tetapi tidak seberpengaruh kekerasan yang dialami orang setiap hari. Kekerasan di media harus diperhitungkan, tetapi fiksasi kekerasan yang berlebihan dalam film cenderung membayangi kekerasan kehidupan nyata yang dihadapi orang setiap hari. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement