REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat transportasi Deddy Herlambang menanggapi petisi kembalikan Work From Home (WFH) di Jakarta yang viral di media sosial. Salah satu hal yang disorot di petisi tersebut adalah Work From Office (WFO) membuat macet. Inilah yang membuat para pekerja menjadi semakin stres dan memengaruhi peformanya.
Menurut Deddy, kebijakan WFH sebenarnya tidak diperlukan jika mode share angkutan umum massal sudah mencapai 50 persen. Namun, angka tersebut sangat berbanding jauh dengan kondisi di Jabodetabek.
Berdasarkan Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration (JUTPI) 2018, mode share angkutan umum massal masih sembilan persen. "Jadi, 89 persen masih menggunakan kendaraan pribadi, komponen ini yang bikin macet," kata Deddy kepada Republika.co.id, Rabu (4/1/2022).
Meski begitu, Deddy mengatakan ada solusi yang bisa digunakan untuk sementara waktu. Yakni, pemberlakuan waktu jam masuk kerja yang berbeda.
"Walau sementara tetapi pemberlakuan waktu jam masuk kerja yang berbeda mungkin dapat mengurangi volume kendaraan pribadi di jalan," ujarnya.
Sebelumnya, petisi Kembalikan Work From Home (WFH) sebab Jalanan Lebih Macet, Polusi, dan Bikin Tidak Produktif yang diunggah di Change.org viral di sosial media. Petisi yang sudah diunggah dua bulan lalu itu meminta perusahaan agar kembali menerapkan WFH. Saat ini, sebagian besar perusahaan sudah mulai kembali menerapkan Work From Office (WFO).