Rabu 04 Jan 2023 16:13 WIB

UEA-China Ajukan Pertemuan DK PBB Bahas Kunjungan Menteri Israel ke Al Aqsha

Kunjungan Ben-Gvir menuai kecaman keras di seluruh dunia

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
 Jemaah Yahudi mengunjungi Temple Mount di kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal umat Islam sebagai Tempat Suci Mulia, di Kota Tua Yerusalem, Selasa, 3 Januari 2023. Itamar Ben-Gvir, seorang menteri Kabinet Israel ultranasionalis, mengunjungi flashpoint Situs suci Yerusalem Selasa untuk pertama kalinya sejak menjabat dalam pemerintahan baru sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pekan lalu. Kunjungan tersebut dilihat oleh warga Palestina sebagai provokasi.
Foto: AP/Maya Alleruzzo
Jemaah Yahudi mengunjungi Temple Mount di kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal umat Islam sebagai Tempat Suci Mulia, di Kota Tua Yerusalem, Selasa, 3 Januari 2023. Itamar Ben-Gvir, seorang menteri Kabinet Israel ultranasionalis, mengunjungi flashpoint Situs suci Yerusalem Selasa untuk pertama kalinya sejak menjabat dalam pemerintahan baru sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pekan lalu. Kunjungan tersebut dilihat oleh warga Palestina sebagai provokasi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK --  Uni Emirat Arab (UEA) dan China menyerukan pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (3/1/2023). Desakan ini muncul setelah Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir memasuki halaman Masjid Al-Aqsha di Yerusalem Timur yang diduduki. 

Menurut laporan para diplomat yang dikutip oleh Anadolu Agency, DK PBB diperkirakan akan bersidang membahas masalah tersebut pada Kamis (5/1).

Baca Juga

Kunjungan Ben-Gvir menuai kecaman keras di seluruh dunia, dengan sekutu terdekat Israel Amerika Serikat (AS) juga mengungkapkan keprihatinan mendalam atas perkembangan terakhir. "Kami sangat prihatin dengan setiap tindakan sepihak yang berpotensi memperburuk ketegangan justru karena kami ingin melihat yang sebaliknya terjadi," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price.

"Amerika Serikat berdiri teguh untuk pelestarian status quo bersejarah sehubungan dengan situs suci di Yerusalem," ujarnya menegaskan setiap tindakan sepihak yang melemahkan status quo tidak dapat diterima.

Bagi umat Islam, Majid Al-Aqsha mewakili situs tersuci ketiga di dunia. Sedangkan, bagi umat Yahudi, terdapat Temple Mount yang merupakan situs suci karena terdapat dua kuil kuno Yahudi.

Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat al-Aqsha berada, selama Perang Arab-Israel 1967. Tel Aviv telah menganeksasi seluruh kota pada 1980 dalam suatu langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement