REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Sebanyak 225 kejadian bencana terjadi di wilayah Kota Sukabumi pada 2022. Sejumlah bencana menimbulkan kerusakan dan kerugian materiel.
Nilai kerugian akibat bencana itu diperkirakan mencapai miliaran rupiah. “Dari hasil rekapitulasi, taksiran nilai kerugian yang terdampak akibat bencana itu total Rp 12.696.996.850,” kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami kepada Republika, Selasa (3/1/2023).
Berdasarkan data BPBD Kota Sukabumi, nilai kerugian akibat kejadian banjir dan longsor paling tinggi. Nilai kerugian akibat banjir ditaksir sekitar Rp 5.354.470.000 dan nilai kerugian akibat longsor diperkirakan Rp 4.498.443.850.
Kemudian nilai kerugian akibat kejadian kebakaran permukiman diperkirakan sekitar Rp 1.450.600.000, akibat cuaca ekstrem sekitar Rp 1.026.158.000, kerugian akibat kebakaran transportasi ditaksir Rp 170.000.000, akibat gempa bumi Rp 161.525.000, dan nilai kerugian akibat kejadian angin puting beliung diperkirakan sekitar Rp 35.800.000.
Dilihat dari lokasi kejadian bencana, Zulkarnain mengatakan, nilai kerugian akibat bencana terbesar di wilayah Kecamatan Baros, yang diperkirakan sekitar Rp 3.171.875.000.
Kemudian Cikole Rp 2.568.350.000, Cibeureum Rp 2.662.621.000, Warudoyong Rp 1.258.008.000, Lembursitu Rp 1.222.621.000, Gunungpuyuh Rp 1.118.497.850, dan di Kecamatan Citamiang diperkirakan nilainya sekitar Rp 543.200.000.
Mengacu data BPBD, dari total 225 kejadian bencana pada 2022, mayoritasnya bencana longsor, sebanyak 80 kejadian. Terdata juga 60 kejadian cuaca ekstrem, 40 kejadian banjir, 34 kejadian kebakaran permukiman, empat kejadian angin puting beliung, lima kejadian gempa bumi, dan dua kejadian kebakaran transportasi.
Zulkarnain mengatakan, bencana yang terjadi pada 2022 mengakibatkan dua orang meninggal dunia dan delapan orang mengalami luka ringan. Bencana dilaporkan berdampak terhadap 133 jiwa dan 34 jiwa terpaksa mengungsi.
Bencana yang terjadi pada tahun lalu juga mengakibatkan 933 unit bangunan mengalami kerusakan. Sebanyak 57 unit bangunan mengalami kerusakan kategori berat, 223 unit rusak sedang, dan 653 unit lainnya mengalami kerusakan ringan.