REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah memastikan stok LPG 3 kilogram di kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, menyusul terhambatnya pasokan akibat cuaca buruk di perairan utara Jawa Tengah, telah bertambah.
Hari ini, sebanyak 3.260 tabung LPG 3 kilogram dan 65 tabung LPG nonsubsidi telah tiba di Karimunjawa untuk memperkuat ketahanan stok setelah beberapa pekan terakhir pasokannya terhambat.“Untuk LPG 3 kilogram, sementara masih aman dan per hari ini sudah bisa didistribusikan,” ungkap Area Manager Communication, Relation & CSR Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho, di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Rabu (4/1).
Menurut Brasto, berbeda dengan BBM, tabung LPG sifatnya mudah dibawa dengan kapasitas yang tidak sebanyak BBM. Penyalurannya masih dapat dilakukan dengan memanfaatkan kapal yang bisa berlayar dengan waktu tempuh hanya 6 jam.
Sehingga pengirimannya bisa mencari celah waktu pada saat kondisi gelombang relatif aman untuk pelayaran. “Berbeda dengan kapal Self Propelled Oil Barge (SPOB) atau kapal khusus untuk mengangkut BBM berdimensi tidak besar yang perlu menempuh waktu 18 jam dan berpotensi terhambat oleh gelombang tinggi di lautan,” jelasnya.
Di sisi lain, Brasto juga menyampaikan, selain pengiriman BBM Pertamina Patra Niaga juga meniapkan pasokan BBM yang saat ini sudah terisi di kapal SPOB Pertamina.
Sebelum ketahanan stok BBM di Karimunjawa yang dikapalkan dengan KRI Makassar (besok) menipis dan dengan pertimbangan kondisi gelombang laut memungkinkan untuk pelayaran, maka Pertamina juga akan memberangkatkan kapal SPOB.
“Kemarin sudah diloading BBM sebanyak 135 kilo liter (KL), dengan rincian 90 KL biosolar, 45 KL Pertalite. Hanya karena cuaca dan gelombang laut belum memungkinkan, sehingga masih tertahan,” jelasnya.
Data terakhir stok BBM yang masih tersisa di satu- satunya SPBU –SPBU Kompak Satu Harga-- yang ada di Karimunjawa, untuk Biosolar dan Pertalite masih sekitar 800 liter dan itu sudah masuk dead stock atau stoknya masih ada tetapi tidak untuk dijual. “Sedangkan untuk Dexlite terakhir masih sekitar 400 liter,” tegas Brasto.
Sebelumnya, di tengah situasi gelombang laut yang belum bersahabat bagi pelayaran penyeberangan, warga di kepulauan Karimunjawa tidak hanya menghadapi situasi ketersediaan BBM yang terus menipis.
Mereka juga mulai merasakan sulitnya mengakses LPG 3 kilogram. bahkan jika masih ada pengecer, LPG tersebut dijual dengan harga yang jauh melebihi HET. “Yakni mencapai kisaran Rp 33.000 hingga Rp 35.000 per tabung,” ungkap Ambon, warga Desa kemujan, Kecamatan Karimunjawa.