REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemerintah Korea Selatan (Korsel) mencoba melacak warga negara China yang positif Covid-19 saat tiba di Seoul, tapi kemudian menghilang saat menunggu fasilitas karantina.
Pejabat kesehatan Korsel Kim Joo-young mengatakan orang itu positif Covid-19 saat tiba di Bandara Internasional Incheon,dan dipindahkan ke hotel untuk menunggu masuk karantina tapi kemudian menghilang. Kim mengatakan orang yang tidak diidentifikasi namanya itu masuk daftar buron.
Kim mengatakan orang itu dapat dihukum hingga satu tahun penjara atau denda 10 juta won atau 7.840 dolar AS bila dinyatakan bersalah melanggar Undang-undang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular.
"Orang itu dapat dideportasi dan dilarang masuk negara ini untuk sampai waktu tertentu," kata Kim dalam konferensi pers, Rabu (4/1/2023).
Pada Selasa (3/1/2023) kemarin Korsel mengumumkan kebijakan yang mewajibkan warga negara China tes Covid-19. Seoul bergabung dengan sejumlah negara yang memberlakukan peraturan serupa saat gelombang infeksi melanda China usai Beijing memutuskan melonggarkan peraturan pandeminya.
Mulai pekan ini Korsel mewajibkan orang yang tiba dari China melakukan tes PCR saat tiba. Mulai 5 Januari kedatangan dapat memasukan hasil tes negatif dari PCR yang diambil kurang dari 48 jama sebelum keberangkatan atau tes negatif antigen tidak lebih dari 24 jam sebelum keberangkatan.
Sejak 2 Januari lalu sudah 2.189 orang yang tiba dari China dan Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (KCDC) mengatakan berdasarkan 590 tes sebanyak 136 orang atau 22,7 persen diantaranya terinfeksi Covid-19.
Data KCDC menunjukkan 26 persen dari 281 orang yang dites pada Selasa kemarin positif Covid-19. Kasus hilangnya warga negara China memicu pertanyaan tentang pengendalian penyakit dari pelancong yang datang dari luar negeri.
Kim mengatakan "aib" petugas tidak dapat mencegah insiden itu terjadi. "Kedepannya, kami akan menempatkan lebih banyak personel termasuk polisi untuk mencegah ini terulang lagi," katanya.
Kasus ini juga menambah perdebatan soal peraturan pada orang yang baru tiba dari China. "Perlu lebih banyak peraturan, insiden hari ini menunjukkan betapa seriusnya situasinya," kata Lee Jea-moon yang sedang menunggu seseorang di bandara Incheon.
Namun warga Korsel lainnya, Won Mi-kyong, 51 tahun tidak setuju. Ia mengatakan China merupakan mitra ekonomi penting dan Korsel harus "membuka pintu lebih lebar" bagi warga China.