REPUBLIKA.CO.ID, MICHIGAN–Komunitas Muslim di kota Dearborn, Michigan, Amerika Serikat menghadapi masalah kesehatan mental yang semakin meningkat.
Data ini diungkap polisi yang bermitra dengan pekerja sosial saat melakukan sejumlah survei kesehatan mental pada 2022.
Pasda 21 Desember 2022, petugas di Dearborn menanggapi lebih dari 1.000 panggilan darurat kesehatan mental sepanjang tahun, meningkat 31 persen dari tahun sebelumnya.
Dearborn adalah rumah bagi salah satu komunitas Muslim terbesar di Amerika Serikat dan juga dikenal sebagai ibu kota Amerika Arab. Masalah kesehatan mental diperparah karena keengganan untuk berobat hingga kekhawatiran Islamofobia.
"Anda memiliki tantangan di semua budaya, termasuk stigma tentang kesehatan mental dan penolakan untuk membicarakannya, tetapi ada beberapa hal yang sangat menonjol dalam budaya Muslim," kata Harnada Hamid Altalib, Presiden Institut Kesehatan Mental Muslim dilansir dari Middle Esat Eye, Selasa (3/1/2023).
"Anda memiliki ketidakpercayaan terhadap sistem jika Anda seorang imigran dan tidak berada di negara asal Anda, dan ada keengganan untuk menemui dokter. Khusus untuk Muslim, ada kekhawatiran tentang Islamofobia dalam sistem tersebut,"tambahnya
Polisi Dearborn, Departemen Kesehatan Masyarakat kota, dan Pusat Komunitas Arab untuk Layanan Ekonomi dan Sosial (Access) telah bekerja sama untuk mengatasi masalah kesehatan mental yang mempengaruhi kota. Bulan lalu, Access memulai program menggunakan pekerja sosial di dalam departemen kepolisian untuk menanggapi panggilan darurat terkait kesehatan mental.
Di seluruh Amerika Serikat, komunitas sedang memperdebatkan cara memperbaiki sistem perawatan kesehatan mental mereka, dan beberapa advokat komunitas mengatakan bahwa polisi tidak siap untuk menanggapi keadaan darurat terkait kesehatan mental.
Bunuh diri di komunitas Muslim
Di Amerika Serikat, bunuh diri adalah penyebab utama kematian. Pada 2020, diperkirakan 12,2 juta orang dewasa Amerika serius memikirkan bunuh diri, 3,2 juta merencanakan percobaan bunuh diri, dan 1,2 juta percobaan bunuh diri, data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menunjukkan.
Jumlahnya meningkat pada tahun berikutnya, di mana terdapat sekitar 23 kematian akibat bunuh diri untuk setiap 100 ribu pria, dibandingkan dengan sekitar enam kematian untuk setiap 100 ribu wanita.
Baca juga: Islam akan Jadi Agama Mayoritas di 13 Negara Eropa pada 2085, Ini Daftarnya
Meskipun ada sedikit data yang melihat tingkat bunuh diri di komunitas Muslim-Amerika, Dalam studi 2021 yang diterbitkan Journal of American Medical Association, hampir delapan persen Muslim melaporkan upaya bunuh diri dalam hidup mereka, dibandingkan dengan enam persen umat Katolik, lima persen Protestan, dan 3,6 persen responden Yahudi.
Pakar kesehatan mental sebelumnya mengatakan kepada MEE bahwa meskipun ada stigma dalam mencari bantuan di setiap komunitas, hal itu sangat akut di kalangan Muslim, dengan masalah kesehatan mental terkadang dikaitkan dengan kurangnya keyakinan.
"Ketika seseorang berkata: 'Kamu harus lebih banyak berdoa,' itu akan membantumu dengan depresi. Itu tidak selalu benar. Bahkan, dalam beberapa kasus, itu tidak benar sama sekali. Tetapi yang benar adalah jika seseorang memiliki hubungan yang lebih dalam dengan agamanya, itu berfungsi sebagai penghalang pelindung untuk masalah kesehatan mental yang parah atau bunuh diri, dan itu telah ditunjukkan melalui penelitian," kata Fahad Khan, seorang psikolog klinis berlisensi dan wakil direktur Khalil Center, kepada MEE pada 2021.