REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --- Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengingatkan bahwa kesadaran masyarakat untuk menggunakan masker harus terus ditingkatkan mengingat hingga saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19.
"Pandemi belum dinyatakan berakhir oleh otoritas global, sehingga penggunaan masker masih menjadi aspek esensial," kata Masdalina Pane ketika dihubungi di Jakarta, Rabu (4/1/2023).
Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu mengatakan pencabutan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) bukan berarti pandemi sudah berakhir. "Protokol kesehatan, khususnya penggunaan masker tidak boleh diabaikan," katanya.
Masdalina Pane menambahkan pengawasan terhadap penerapan protokol kesehatan di tengah masyarakat juga harus terus dilakukan. "Dengan adanya pengawasan yang intensif, diharapkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan juga akan terus terjaga dengan baik," katanya.
Selain pengawasan, kata dia, edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya penggunaan masker dan protokol kesehatan lainnya juga harus terus diintensifkan
Dia menambahkan selain penggunaan masker dan protokol kesehatan lainnya, masyarakat juga harus tetap melengkapi diri dengan vaksinasi dalam rangka mencapai kekebalan kelompok.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengingatkan masyarakat bahwa status kedaruratan Covid-19 di Indonesia masih tetap berlaku mengingat pemerintah masih memerlukan banyak pertimbangan khusus untuk mencabut status kedaruratan COVID-19.
Pertimbangan yang dimaksud, di antaranya memastikan situasi kasus benar-benar dapat terkendali dengan maksimal. Selain itu, pemerintah juga masih menunggu pencabutan status pandemi secara global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). "Indonesia termasuk negara yang memperoleh peringatan dari WHO untuk tetap waspada," katanya.
Hal itu dibuktikan dengan masih adanya sejumlah negara yang hingga saat ini mengalami lonjakan kasus, seperti di China dengan gelombang Omicron subvarian BF.7 yang diperkirakan telah menulari sekitar 250 juta warga setempat.