REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Umm Kulthum menjadi satu-satunya musisi Arab yang masuk daftar "200 Greatest Singers of All Time versi Rolling Stone". Menempati peringkat 61, Umm Kulthum menjadi satu-satunya musisi Arab yang masuk dalam daftar mendahului nama besar lain di industri musik Barat termasuk Michael Jackson, Leonard Cohen, Johnny Cash, Janis Joplin, Barbra Streisand, dan Elton John.
Rolling Stone mengatakan, semua musisi dipilih dan diurutkan berdasar pada orisinalitas, pengaruh, kedalaman katalog para musisi, serta luasnya warisan musik mereka. Daftar 200 musisi terbaik sepanjang masa itu diseleksi oleh staf dan kontributor Rolling Stone.
“Mereka bisa mengubah dunia hanya dengan bernyanyi,” kata Rolling Stone saat menjabarkan alasan memilih para musisi.
Majalah itu juga menilai Umm Kulthum tidak memiliki padanan yang sejajar di antara penyanyi Barat. Selama beberapa dekade, musisi ikonik Mesir itu berhasil mewakili dan merepresentasikan musik timur tengah.
Saat bernyanyi, Umm Kulthum menggambarkan seorang pengkhotbah yang berapi-api dan memiliki daya tarik internasional. Ia bahkan dipuji tokoh-tokoh musik Barat termasuk Bob Dylan dan Robert Plant dari Led Zeppelin.
“Saat mendengar suara Umm Kulthum, Zeppelin berkata ‘Seseorang telah membuat lubang di dinding pemahaman saya tentang vokal’,” demikian pernyataan dari Rolling Stone seperti dilansir Arab News, Rabu (4/1/2023).
Masuknya Ummi Kalsum ke daftar "200 Greatest Singers of All Time" disambut baik oleh produser teater Saudi, Mona Khashoggi, yang pernah menggarap drama tentang kehidupan Umm Kulthum. “Ini berita bagus. (Tapi) dia harus berada di daftar teratas,” kata Mona Khashoggi.
Umm Kulthum atau juga biasa disapa Ummi Kalsum ini lahir di sebuah desa di Delta Nil, Mesir. Sebagai seorang gadis muda, dia kerap mengenakan pakaian anak laki-laki dan menyanyikan lagu-lagu religi di pertemuan sosial. Pada 1920-an, keluarganya pindah ke Kairo, di mana kariernya yang cemerlang dimulai.
Semasa hidup, Umm Kulthum telah merekam lebih dari 300 lagu. Itu membuatnya menjadi perbincangan di kota, dan akhirnya di seluruh wilayah.
“Bagi kami, dia bukan hanya seorang seniman. Dia adalah seorang pejuang kemerdekaan dan seorang aktivis. Dia melakukannya di dunia patriarki seratus tahun yang lalu. Dia melakukannya dengan caranya sendiri,” jelas Khashoggi.