Kamis 05 Jan 2023 13:05 WIB

Tindakan Menteri Israel di Masjid Al Aqsa Bisa Memicu Kekerasan

OKI menyebutnya sebagai pelanggaran terang-terangan hukum internasional.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Warga Palestina beristirahat di tangga kompleks Masjid Al-Aqsa, yang oleh umat Islam dikenal sebagai Tempat Suci Mulia dan oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount, di Kota Tua Yerusalem, Selasa, 3 Januari 2023. Itamar Ben-Gvir, seorang ultranasionalis Israel Menteri kabinet, mengunjungi tempat suci Yerusalem pada Selasa untuk pertama kalinya sejak menjabat dalam pemerintahan baru sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pekan lalu. Kunjungan tersebut dilihat oleh warga Palestina sebagai provokasi. Tindakan Pejabat Israel di Masjid Al Aqsa Bisa Memicu Kekerasan
Foto: AP Photo/Maya Alleruzzo
Warga Palestina beristirahat di tangga kompleks Masjid Al-Aqsa, yang oleh umat Islam dikenal sebagai Tempat Suci Mulia dan oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount, di Kota Tua Yerusalem, Selasa, 3 Januari 2023. Itamar Ben-Gvir, seorang ultranasionalis Israel Menteri kabinet, mengunjungi tempat suci Yerusalem pada Selasa untuk pertama kalinya sejak menjabat dalam pemerintahan baru sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pekan lalu. Kunjungan tersebut dilihat oleh warga Palestina sebagai provokasi. Tindakan Pejabat Israel di Masjid Al Aqsa Bisa Memicu Kekerasan

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Sejumlah organisasi Arab dan Muslim regional mengutuk keras pejabat tinggi Israel yang memasuki Masjid Al Aqsa dengan perlindungan ketat penjaga keamanan Israel. Sekretaris Jenderal Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) Nayef Al-Hajraf mengecam praktik-praktik provokatif Israel.

Dia menyampaikan, tindakan semacam itu merusak upaya perdamaian internasional dan bertentangan dengan semua prinsip global untuk melindungi kesucian tempat suci agama. Dilansir Kuwait Times, Kamis (5/1/2023), Al-Hajraf juga menegaskan dukungannya atas semua upaya menuju solusi yang komprehensif dan adil.

Baca Juga

Di Kairo Mesir, Direktur Jenderal Liga Arab Ahmad Abu Al-Gheit juga mengecam keras penyerbuan menteri Israel ke kompleks Masjid dan menyebutnya sebagai tindakan asusila dan memprovokasi perasaan Muslim. Abu Al-Gheit menekankan, pemerintahan Israel di bawah Benjamin Netanyahu sepenuhnya bertanggung jawab atas praktik ekstremis ini dan konsekuensinya terhadap perdamaian global.

Uni Antar-Parlemen Arab (IPU) juga mengutuk penyerbuan masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan ketat. Serikat tersebut dalam pernyataannya mengecam tindakan kejam ini dan upaya terus-menerus Israel mengubah status quo sejarah dan hukum Yerusalem dan Masjid Al Aqsa. IPU memperingatkan, kelanjutan dari tindakan ini akan memicu ketegangan yang meluas, kekerasan dan dapat menjerumuskan seluruh wilayah ke dalam perang yang merusak.