REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog menyampaikan proses kedatangan beras impor mengalami kendala akibat faktor cuaca. Namun, Bulog memastikan seluruh beras impor sebanyak 500 ribu ton akan tuntas masuk ke Indonesia pada Februari mendatang.
Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaluddin Iqbal, mengatakan, beras impor sebanyak 200 ribu ton pada kloter pertama telah diberangkatkan seluruhnya dari negara asal, seperti Vietnam, Thailand, Pakistan, dan Myanmar.
"Akibat faktor cuaca, per 31 Desember 2022 kemarin belum terbongkar semua di pelabuhan. Selain itu di jalan juga membuat sedikit terlambat," kata Awaluddin kepada Republika.co.id, Kamis (5/1/2023).
Adapun kloter kedua sebanyak 300 ribu ton diperkirakan akan masuk paling lambat Februari mendatang. Ia mengatakan, importasi partai kedua beras akan lebih mudah karena hanya didatangnya dari dua negara, yakni Vietnam dan Thailand.
Oleh karena itu, Bulog memastikan seluruh proses importasi beras sesuai penugasan pemerintah akan selesai maksimal bulan Februari, sebelum tiba masa puncak panen raya padi di dalam negeri.
Ia menambahkan, pasokan beras impor dipastikan memperkuat cadangan beras pemerintah. Jika diakumulasikan beras dalam negeri dan impor, total pasokan yang dikuasai Bulog sebanyak 775 ribu ton.
"Seluruh beras komersial (lokal) juga sudah dialihkan semua menjadi CBP," ujarnya.
Sementara itu, Badan Pangan Nasional (NFA) menetapkan cadangan beras pemerintah (CBP) tahun ini sebanyak 2,4 juta ton, naik dua kali lipat dari yang ditargetkan tahun lalu sebanyak 1,2 juta ton. Volume itu dinilai cukup untuk mengantisipasi adanya lonjakan kebutuhan beras seperti yang terjadi akhir 2022.
Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, mengatakan pihaknya tak ingin kejadian menipisnya cadangan beras Bulog terulang disaat produksi dalam negeri terbatas.
"Kita harus siapkan supaya kondisi empat bulan terakhir tidak terulang karena Bulog tidak cukup stoknya untuk intervensi," kata Arief.