Tanggapan Putra Mahkota Keraton Solo tentang Dua Kubu Nyawiji
Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Fernan Rahadi
Putra Mahkota Keraton Solo KGPH Purboyo usai perdamaian dua kubu Keraton Kasunanan Surakarta, Rabu (4/1/2023) | Foto: Republika/Alfian
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Putra Mahkota Keraton Kasunanan Surakarta, KGPH Purboyo buka suara setelah dua kubu keraton mengungkap bersepakat nyawiji atau bersatu di Loji Gandrung, Rabu (4/1/2023) kemarin.
"Jelas pasti di sini kami membahas bagaimana ke depan keraton yang akan direvitalisasi oleh mas Gibran aman tenteram semuanya, semoga juga yang terbaik untuk semuanya," katanya.
Terkait pertemuan tersebut, ia berharap tidak ada konflik lagi yang pecah di dalam keraton. Sebab, apa pun yang telah terjadi semuanya sudah dirembuk dan sudah guyub dan rukun.
"Saya pribadi tetap berdoa tidak akan masalah lagi dan apa pun yang sudah terjadi kemarin sudah dirembuk," katanya.
Purboyo mengatakan setelah adanya perdamaian antara kedua kubu pihaknya menegaskan akan lebih menjalin komunikasi dengan baik antara keluarga. "Kalau menurut saya (langkah terpenting) bagaimana menjalin tali komunikasi yang baik antar keluarga dan saudara supaya tidak terjadi miskomunikasi lagi," katanya.
Disinggung soal eksistensi Lembaga Dewan Adat (LDA) usai teredamnya konflik antara kedua kubu, Purboyo mengatakan sebenarnya sejak zaman Sultan Agung itu tidak ada yang namanya LDA.
"Menurut yang saya tahu dari zaman dulu, nyuwun sewu (mohon maaf-Red), tidak ada yang namanya LDA. Dari zamannya Sultan Agung tidak ada LDA. itu adalah ormas dan apa pun yang ada di dalam keraton semuanya harus tunduk pada perintah Sinuhun. Dalam pertemuan kemarin dan tadi tidak disinggung karena menurut saya itu bagian di luar keraton, tidak di dalam keraton," jelasnya.
Sebelumnya, dalam pertemuan kemarin di Loji Gandrung turut hadir Sinuhun Paku Buwono (PB) XIII, Permaisuri PB XIII, GKR Koes Moertiyah Wandansari atau Gusti Moeng, dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.