Kamis 05 Jan 2023 15:18 WIB

Israel Serang Permakaman Kristen di Yerusalem

Polisi Israel mengatakan penyelidikan telah diluncurkan atas serangan itu.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
 Warga Kristen Palestina mendatangi Gereja Latin di Gaza untuk mengikuti misa (ilustrasi). Warga Palestina mengutuk serangan pemukim Israel di pemakaman Kristen di Yerusalem Timur pada Rabu (4/1/2023).
Foto: EPA
Warga Kristen Palestina mendatangi Gereja Latin di Gaza untuk mengikuti misa (ilustrasi). Warga Palestina mengutuk serangan pemukim Israel di pemakaman Kristen di Yerusalem Timur pada Rabu (4/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM --  Warga Palestina mengutuk serangan pemukim Israel di pemakaman Kristen di Yerusalem Timur pada Rabu (4/1/2023). Kuburan batu dihancurkan dengan salib digulingkan di pemakaman Protestan di Gunung Zion, tempat yang dipercaya orang umat Kristen sebagai Perjamuan Terakhir Yesus terjadi.

"Ini bukan hanya tindakan pengecut, tetapi juga menjijikkan, dan itu ditolak oleh manusia mana pun," kata Uskup Agung Anglikan di Yerusalem Hosam Naoum dikutip dari Anadolu Agency.

Baca Juga

"Serangan ini menunjukkan ujaran kebencian yang jelas terhadap orang Kristen di kota Yerusalem, yang kami tolak sepenuhnya," ujarnya.

Menurut Gereja Episkopal Injili di Yerusalem Timur, serangan itu dilakukan oleh dua pemuda pada 1 Januari. Naoum meminta otoritas Israel untuk membawa para pelaku serangan pemakaman ke pengadilan.

“Kami berharap hal ini tidak terulang, karena Yerusalem adalah kota tempat suci,”  ujar Naoum.

Polisi Israel mengatakan penyelidikan telah diluncurkan atas serangan itu. Ketua Mahkamah Agung Palestina Mahmoud al-Habash mengatakan, serangan itu mencerminkan mentalitas rasis Israel.

"Serangan ini mewakili mentalitas rasis dan barbar negara Israel, yang tidak membedakan antara yang hidup dan yang mati," ujarnya dalam sebuah pernyataan.

Kelompok Palestina Hamas menganggap pemerintah Israel bertanggung jawab atas serangan ekstrimis Israel di pemakaman Kristen. "Serangan ini dan penodaan makam Islam dan Kristen di Yerusalem mengungkapkan identitas sebenarnya dari pemukim Zionis yang agresif terhadap orang-orang (Palestina) dan tanah serta tempat suci mereka,” katanya dalam sebuah pernyataan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement