REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY meminta masyarakat untuk peka terhadap tanda-tanda bencana hidrometeorologi. Hal ini mengingat potensi cuaca ekstrem masih dapat terjadi di DIY.
"Semua tetap waspada dan peka terhadap tanda-tanda yang bisa terjadi akibat dari bila terjadi cuaca ekstrem," kata Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantana.
BMKG DIY sendiri menyebut bahwa dalam beberapa hari kedepan, potensi hujan sedang hingga lebat dapat terjadi di DIY. Untuk itu, Biwara menekankan agar masyarakat mewaspadai bencana yang dapat terjadi jika terjadi hujan dalam waktu yang cukup lama.
Pasalnya, hujan yang terjadi dalam waktu cukup lama dapat menyebabkan longsor, hingga meningkatnya debit air sungai dan menyebabkan banjir. Bahkan, hujan yang disertai angin kencang juga dapat menyebabkan pohon tumbang, dan ini harus diwaspadai.
"Kalau lebatnya dalam waktu lama dan (curah hujan) tinggi, bisa juga debit sungai akan meningkat, dan itu yang perlu kita antisipasi supaya tidak terdampak merugikan atau menyebabkan timbulnya korban," ujar Biwara.
DIY sendiri juga masih dalam status siaga darurat bencana hidrometeorologi. Status siaga bencana ini, kata Biwara, berlaku hingga akhir Januari 2023 ini.
"Momentum Nataru (Natal dan Tahun Baru) sudah berlalu, tapi kita tidak hanya sekedar bagaimana (menjaga) keselamatan wisatawan, tapi juga warga yang harus siap siaga supaya bisa mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan (bencana akibat) cuaca ekstrem," jelasnya.
Biwara menuturkan, antisipasi dan kesiapsiagaan terhadap bencana terus dilakukan. Berbagai komponen penanggulangan bencana di daerah terus waspada dan siap siaga terhadap segala kemungkinan bencana yang dapat terjadi.
"Semua komponen penanggulangan bencana diharapkan meningkatkan kesiapsiagaan sampai ke tingkat bawah, destana, katana, SPAB, Forum PRB, komunitas-komunitas penanggulangan bencana di daerah. Dan kita terus memantau informasi dari BMKG," tambah Biwara.