REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berupaya menangani persoalan drainase atau saluran air di sekitar Alun-Alun Kota Bogor dan Stasiun Bogor. Upaya tersebut juga merespons keluhan dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) ihwal persoalan genangan air di area stasiun yang dekat kawasan alun-alun.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, genangan air tersebut biasanya muncul apabila turun hujan deras. Ia berharap persoalan tersebut dapat diatasi dengan pembangunan box culvert di ruas Jalan Kapten Muslihat. “Itu harusnya nanti terintegrasi juga dengan box culvert yang akan dibangun oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Bogor ke arah Jalan Nyi Raja Permas,” kata Dedie, Kamis (5/1/2023).
Pada Oktober tahun lalu, rel kereta di jalur 1 dan 2 Stasiun Bogor, termasuk kantor dan gate ke Alun-Alun Kota Bogor, tergenang air. Kepala Humas PT KAI Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta Eva Chairunisa mengatakan, genangan air itu muncul saat curah hujan tinggi. Menurut dia, gate atau pintu keluar-masuk arah Alun-Alun Kota Bogor sempat ditutup pada pukul 15.30 WIB hingga 16.30 WIB karena air masuk ke dalam area stasiun.
Meski demikian, Eva mengatakan, adanya genangan air tersebut tidak mengganggu perjalanan kereta Commuter Line Jabodetabek. “Hal tersebut tidak mengganggu layanan karena untuk layanan keluar-masuk stasiun sementara seluruhnya dipusatkan menggunakan fasilitas gate di arah Jalan Kapten Muslihat. Adapun Stasiun Bogor memiliki dua pintu masuk, sehingga pada saat kejadian, Stasiun Bogor tetap beroperasi dan tidak ada operasional perjalanan KA yang terganggu,” kata Eva.
Dedie berharap, dengan pemasangan box culvert itu, tidak ada lagi limpasan air yang menggenangi area Stasiun Bogor, sehingga pelayanan perkeretaapian pun tidak terhambat. “Itu yang jadi concern kami dan akan jadi perhatian. Akan kita koordinasikan segera, terutama untuk pembuangan air,” ujar Dedie.