REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) menyetujui rights issue dua miliar saham dengan nominal Rp 50. Dana itu akan digunakan sebagai setoran modal kepada anak usaha PT Juara Bike (JB) untuk modal kerja.
Direktur Utama SLIS Edi Hanafiah Kwanto mengatakan, modal kerja JB akan difokuskan untuk menambah produk dan tipe terbaru serta menggejot penjualan. Apalagi tren industri kendaraan listrik (electric vehicle/ EV) akan kian meningkat seiring dengan terbitnya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah per 13 September 2022.
"Inpres yang diteken Presiden Joko Widodo ini diharapkan bisa mendorong volume penjualan kendaraan listrik di Tanah Air," ujar Edi di Jakarta, Kamis (4/1/2023).
Direktur Keuangan SLIS Wilson Ng menambahkan, target kinerja perseroan tahun ini diyakini akan meningkat dibandingkan 2022. "Kami optimistis mencapai target baik dari sisi penjualan maupun dari sisi laba bersih,"kata Wilson.
Saat ini laporan keuangan tahunan SLIS belum dirilis, tapi per September 2022 kinerja perseroan impresif dengan penjualan mencapai Rp 356,93 miliar, naik 11,13 persen dari periode yang sama 2021 sebesar Rp 321,17 miliar.
Penjualan terbanyak yakni komponen elektronik sebesar Rp 203,59 miliar, naik 2,23 persen dari sebelumnya Rp 199,15 miliar, disusul penjualan sepeda listrik sebesar Rp 153,34 miliar, melesat 26 persen dari September 2021 yakni Rp 122,02 miliar. Perseroan mampu membukukan laba bersih Rp 25,14 miliar, naik 26 persen dari sebelumnya Rp 19,98 miliar.
Wilson Ng mengungkapkan, strategi tahun ini, perseroan akan fokus melakukan publikasi dan penjualan, baik melalui media sosial dan e-commerce. Begitu pun melalui kanal distribusi offline seperti pasar modern dan tradisional, hingga penjualan dengan skema business to consumer (B2C) dan business to government (B2G). Khusus pemasaran offline, perusahaan akan mengoptimalkan lebih dari 400 titik jaringan penjualan (distributor, gerai pajang, toko ritel, dan point of sales/POS) di Indonesia.