Jumat 06 Jan 2023 01:07 WIB

Kisah Raja yang Sangat Bahagia Disebut Tukang Zina

Si raja takjub dengan bacaan Aqlimun yang mengetahui dirinya tukang zina.

Orang mukmin mengetahui hakikat orang lain dengan cahaya dari dirinya, semisal dapat mengetahui apakah orang lain pernah berzina atau tidak.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Orang mukmin mengetahui hakikat orang lain dengan cahaya dari dirinya, semisal dapat mengetahui apakah orang lain pernah berzina atau tidak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Seorang alim yang terkenal dalam sejarah Islam, Syaikhul Islam Fakhruddin ar-Razi (abad ke-12 dan 13 M), menuliskan kisah menarik dalam bukunya tentang ilmu firasat. Kisah tersebut adalah sebagai berikut.

Suatu ketika ada seorang raja yang pandai menyembunyikan keburukannya. Ketika tampil di depan publik, dia menampilkan dirinya penuh wibawa. Namun, di balik itu dia menyembunyikan suatu hal.

Nah, suatu ketika dia menyuruh pelukis untuk menggambarkan wajahnya sebagus mungkin. Setelah selesai, dia menyuruh pembantunya untuk mengirimkan lukisan tersebut kepada seorang ahli ilmu firasat bernama Aqlimun. 

Sebelum berangkat, si raja berpesan, “Jangan sampai si alim itu mengetahui bahwa yang di lukisan itu adalah raja.”

Kemudian berangkatlah si pembantu tadi menuju tempat Aqlimun. Tiba di sana, dia berpura – pura sebagai orang yang ingin diketahui kepribadiannya oleh si Aqlimun. 

Baca juga : Sulitnya Mencari Buku Keislaman untuk Anak di AS

Ketika berhadapan dengan si ahli firasat, pembantu itu membuka lukisan tadi. Kemudian dia meminta Aqlimun untuk membaca kepribadian orang yang wajahnya tergambar dalam lukisan tersebut.

Setelah diperhatikan dengan teliti dari bentuk wajah yang ada, Aqlimun mengatakan, “Orang ini sangat suka berzina.” 

Si pembantu tadi tercengang mendengar hal tersebut. Dalam hatinya, berani sekali Aqlimun berkata demikian. Kalau raja mengetahui hal ini, Aqlimun akan mendapatkan hukuman sadis.

Tapi si pembantu tak memedulikan hal itu. Dia kembali kepada raja. Kemudian dia menyampaikan apa yang dikatakan si Aqlimun secara perlahan. “Wahai raja, sang ahli firasat menyebut Anda sebagai orang yang suka berzina.”

Mendengar hal itu, si raja terdiam sejenak. Dia kemudian pergi meninggalkan istananya. Si pembantu tak mengetahui apa yang akan dilakukan si raja.

Baca juga : Kumpulan Hadits tentang Keutamaan dan Apa yang Harus Dilakukan Saat Hari Jumat

Diam-diam, si raja tadi mendatangi Aqlimun sang ahli firasat. Ketika berhadapan dengan Aqlimun, si raja berkata, “Engkau benar! Aku memang seperti yang engkau katakana, hanya saja, Aku pandai menyembunyikan semua perbuatan mesum yang aku lakukan.”

Hal yang sama juga pernah dilakukan Ainut Tarim Habib Abdullah bin Muhammad bin Alwi bin Syahabuddin. Suatu ketika ada orang yang datang kepadanya, minta didoakan agar Allah melimpahkan ampunan kepada orang tersebut. Saat melihat wajah orang tersebut, Ainut Tarim langsung mengatakan, "Anta tazni marratain (kamu berzina dua kali)."

Orang tersebut membantah. Kemudian setelah kembali ke tempat tinggalnya, kawan-kawan orang tersebut penasaran. Mereka memastikan lagi, apa benar si orang tadi telah berzina. Setelah berkali-kali ditanya, ternyata benar, dia pernah berzina dua kali. Dosa besar itu dilakukannya beberapa tahun lalu sebelum dia bertobat. Dan dia pun menyesali perbuatan dosa besar tersebut. 

Firasat orang mukmin sangatlah tajam. Dengan mata dan cahaya keimanan yang terpancar dari dirinya, orang mukmin dapat mengetahui hakikat orang yang ada di sekitarnya.

Baca juga : Cepat Berkembang di Indonesia, Ini Analisis Strategi Pemasaran Mixue

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement