REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Makassar telah menyampaikan maklumat terkait sesatnya aliran hakikinya hakiki di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Anggota Komisi Fatwa MUI Kota Makassar, KH Syamsul Bahri, mengatakan, berdasarkan pertemuan dengan pemimpin dan pengikut aliran hakikinya hakiki, sementara mereka mengaku mau dibina.
Kiai Bahri menyampaikan, pada Selasa lalu pemimpin aliran hakikinya hakiki dan beberapa muridnya melakukan pertemuan dengan MUI Kota Makassar. Pertemuan difasilitasi pemerintah Kota Makassar bersama tokoh masyarakat, polisi, TNI, dan Kejaksaan Negeri.
Dalam pertemuan itu, semua yang hadir mengklarifikasi pemimpin aliran hakikinya hakiki dan murid-muridnya. Awalnya, aliran hakikinya hakiki mempertanyakan kesesatan mereka di mana. Mereka juga mengakui ada 13 rukun iman. Mereka mengaku bertemu dengan Nabi secara langsung, juga tidak membantah.
"Mereka (aliran hakikinya hakiki) mengaku memiliki tarekat, maka MUI Kota Makassar mempertanyakan adakah buku yang ia pegang atau gurunya siapa dan bagaimana secara silsilahnya, apakah ada? Tapi itu semua tidak bisa mereka buktikan," kata Kiai Bahri kepada Republika, Kamis (5/1/2022) malam.
Kiai Bahri mengatakan, maka disampaikan ke mereka bahwa ajaran aliran hakikinya hakiki bergeser dari ajaran Islam. Jadi dalam pertemuan itu, MUI mengajak ke pengikut aliran hakikinya hakiki untuk bertobat dan kembali ke jalan yang benar.
Dengan ajakan kembali bertaubat itu, ia mengatakan, artinya aliran hakikinya hakiki diberi kesempatan dan disayangi, bukan dilukai. Karena mereka diberi kesempatan untuk membenahi diri. Sebab mereka harus sesuai dengan Alquran dan hadist.
Untuk itu, pemimpin dan pengikut aliran hakikinya hakiki diberi ruang untuk komunikasi langsung. Ditawari untuk datang ke MUI dan berdiskusi secara langsung. Jika tidak mau datang maka MUI Kota Makassar akan mengeluarkan fatwa terkait aliran hakikinya hakiki. Jika fatwa dikeluarkan akan ada konsekuensi dan pihak berwenang akan bertindak.
"Maka pimpinan langsung (aliran hakikinya hakiki) bilang kami siap dibina, dan kami siap datang berdiskusi secara langsung dengan MUI Kota Makassar," ujar Kiai Bahri.
Kiai Bahri menjelaskan, mereka mengaku siap dibina jika dalam diskusi dengan MUI Kota Makassar mereka terbukti bersalah. Maka MUI akan memberikan pembinaan. Tapi kalau mereka tidak mau dibina, selanjutnya pihak berwenang yang akan bertindak.