Prioritas Penurunan Stunting, Pemkab Cilacap Timbang Serentak Bayi
Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Pj Bupati Cilacap Yunita Dyah Suminar saat meninjau Program Penimbangan Serentak (Pentak) di Posyandu Alamanda, Kelurahan Gumilir, Kecamatan Cilacap Utara, Kamis (5/1/2023). | Foto: Dok. Pemkab Cilacap
REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Intervensi percepatan penanganan stunting masih menjadi program prioritas Pemkab Cilacap. Program Penimbangan Serentak (Pentak) yang menyasar seluruh bayi akan menjadi gambaran bagaimana prevalensi stunting di Cilacap.
“Kita mau positioning bagaimana kondisi sesungguhnya tentang bayi stunted. Kalau memang di buku KIA-nya tetap, atau mengalami penurunan (TB-BB) itu harus di assesment,” kata Pj Bupati Yunita Dyah Suminar, Jumat (6/1/2023).
Saat ini prevalensi stunting di Cilacap mencapai 17,19 persen. Untuk turun di angka 14 persen pada 2024, Yunita mengakui tantangannya cukup berat.
"Kalau target saya adalah turun dulu. Karena mencapai satu digit itu tidak mudah. Kalau upaya ini serentak, semua peduli akan bisa diatasi,” tegasnya.
Program melibatkan seluruh bidan desa, kader PKK, serta instansi terkait yang menjadi ujung tombak dalam proses itu. Tujuannya untuk mendapatkan database bayi yang akan masuk dalam program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Bayi Berpotensi Stunting.
Sebelumnya, pelatihan memasak Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Bagi Balita Berpotensi Stunted telah digelar oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Ada 1.250 kader posyandu dan PKK dari 269 desa di Cilacap yang dilibatkan dalam pelatihan ini.
Setelah mendapatkan database balita berpotensi stunted, Pemkab Cilacap akan mulai melakukan intervensi penanganan stunting pada 15 Januari 2023. Selama dua pekan, balita-balita akan mendapatkan asupan PMT, dan ditimbang ulang.
Bayi-bayi berpotensi stunting harus segera diintervensi. "Nanti mulai tanggal 15 kita lakukan intervensi. Dua pekan sekali dilakukan penimbangan ulang, begitu terus sampai anak-anak ini tumbuh normal,” jelasnya.