Jumat 06 Jan 2023 14:46 WIB

Begal Marak di Jakarta, PKS: Heru Budi Jangan Diam

Fraksi PKS meminta Heru Budi jangan berdiam diri melihat kasus begal marak di Jakarta

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Bilal Ramadhan
Pelaku begal diamankan (ilustrasi). Fraksi PKS meminta Heru Budi jangan berdiam diri melihat kasus begal marak di Jakarta.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pelaku begal diamankan (ilustrasi). Fraksi PKS meminta Heru Budi jangan berdiam diri melihat kasus begal marak di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Ahmad Yani mendesak, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, agar sigap menghadapi begal yang bermunculan di DKI Jakarta. Menurut dia, dengan adanya beberapa korban sejauh ini, perlu menjadi pertimbangan bagi Heru dan jajarannya.

“Pj Gubernur harus sigap dalam menghadapi keamanan ini, karena yang diutamakan masyarakat kan keamanan selain dari kesejahteraan,” kata Yani saat dihubungi, Jumat (6/1/2023).

Baca Juga

Dia menegaskan, hal itu karena berkaitan dengan keamanan kota dan masyarakat. Demikian, dirinya meminta ada pengamanan lebih yang dilakukan DKI melalui Satpol PP hingga Forkopimda terkait dalam menindak aksi kejahatan tersebut.

“Pemprov DKI harus menyikapi dan tidak boleh berdiam diri,” ucapnya.

Lebih jauh, dirinya menyoroti beberapa daerah yang kurang dalam pemantauan CCTV hingga layanan lampu jalan yang rusak. Menurut dia, hal itu sangat diperlukan di daerah yang memang dirasa rawan. 

“CCTV bukan cuman dipasang, tapi dipantau juga, jadi pengamanan harus 24 jam sehari,” jelas dia.

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, mengkonfirmasi sejumlah aksi begal yang kini kian banyak di Jakarta. Namun demikian, dirinya enggan memperbanyak CCTV untuk antisipasi dan keamanan.

“Kalau konsep nambah CCTV bagus, tapi saya rasa peningkatasn keamanan dengan pak kapolda dan pak pangdam yang perlu ditingkatkan,” kata Heru kepada awak media di Jakarta, Kamis (5/1/2023). 

Ditanya konsep pengetatan bersama beberapa pihak Forkopimda yang ada, kata dia, berbentuk oprasi. Utamanya, yang biasa dilakukan para Kapolres dan Dandim.

“Termasuk juga saya minta operasi lebih di jam rawan,” ucap dia.

Diketahui, ada beberapa lokasi yang menjadi lokasi pembegalan di Jakarta. Sejauh ini, polisi telah menangkap satu dari tiga pelaku begal dengan korban anggota pemadam kebakaran Jakarta Pusat, Nopri Saputra (27).

Peristiwa pembegalan sendiri terjadi di daerah Tambora, Jakarta Barat, pada Sabtu (19/11) sekitar pukul 05.00 WIB. Akibat aksi pembegalan itu korban mengalami luka bacok di punggung.

"Pelaku sudah diamankan yang ditangkap pelaku yang membacok," ujar Kapolsek Tambora Kompol Putra Pratama, kepada awak media, Jumat (16/12).

Tak hanya itu, di jalan layang Jenderal Sudirman, Tanah Abang, Jakarta Pusat, juga sempat terjadi pembegalan terhadap wartawan berinisial YAN. Korban, saat itu pulang dini hari pada Selasa (20/12) sekira pukul 02.00 WIB. Korban, kehilangan motor Vespa automatic nya dengan Plat Nomor AB 6731 PV.

Lebih jauh, beberapa hari berselang, Polisi, juga menduga jika pria berinisial KSD yang ditemukan tewas di depan Kampus Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Sabtu (31/12) sekitar pukul 00.40 WIB adalah korban begal. Korban ditemukan dalam keadaan bersimbah darah dengan luka tusuk.

"Diduga begal karena kan motornya diambil sama pelakunya. Kami duga begal," ujar Kapolsek Cempaka Putih, Komisaris Polisi Bernard B Saragih kepada awak media, Senin (2/1).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement