Jumat 06 Jan 2023 15:54 WIB

MUI: Tindakan Ben-Gvir Kunjungi Masjid Al Aqsa Memalukan dan Rusak Stabilitas

Aksi menteri Israel ajakan agar Yahudi datang ke Masjid Al Aqsa.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
 Jemaah Yahudi mengunjungi Temple Mount di kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal umat Islam sebagai Tempat Suci Mulia, di Kota Tua Yerusalem, Selasa, 3 Januari 2023. Itamar Ben-Gvir, seorang menteri Kabinet Israel ultranasionalis, mengunjungi flashpoint Situs suci Yerusalem Selasa untuk pertama kalinya sejak menjabat dalam pemerintahan baru sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pekan lalu. Kunjungan tersebut dilihat oleh warga Palestina sebagai provokasi. MUI: Tindakan Ben-Gvir Kunjungi Masjid Al Aqsa Memalukan dan Rusak Stabilitas
Foto: AP/Maya Alleruzzo
Jemaah Yahudi mengunjungi Temple Mount di kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal umat Islam sebagai Tempat Suci Mulia, di Kota Tua Yerusalem, Selasa, 3 Januari 2023. Itamar Ben-Gvir, seorang menteri Kabinet Israel ultranasionalis, mengunjungi flashpoint Situs suci Yerusalem Selasa untuk pertama kalinya sejak menjabat dalam pemerintahan baru sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pekan lalu. Kunjungan tersebut dilihat oleh warga Palestina sebagai provokasi. MUI: Tindakan Ben-Gvir Kunjungi Masjid Al Aqsa Memalukan dan Rusak Stabilitas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi yang dilakukan Menteri Pertahanan Israel Itamar Ben-Gvir ke kompleks Masjid Al-Aqsa awal pekan ini mengundang sejumlah reaksi dari dunia internasional. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim menyebut aksi tersebut berpotensi besar merusak stabilitas.

"Tindakan Ben-Gvir di kompleks masjid Al-Aqsa adalah provokasi yang sangat memalukan dan tidak bermoral. MUI mengecam tindakan ini," ujar dia dalam pesan teks yang diterima Republika.co.id, Jumat (6/1/2023).

Baca Juga

Tindakan ini disebut menjadi sinyal yang sangat nyata, bahkan ajakan secara tidak langsung, kepada seluruh masyarakat Yahudi ekstrem agar segera datang ke kompleks Masjid al-Aqsa untuk melaksanakan ibadah. Adapun kedatangan mereka akan selalu dilindungi oleh pemerintah.

Hal itu membut penduduk Israel tidak perlu hawatir. Ben-Gvir juga disebut-sebut sebagai pihak yang melakukan lobi untuk merombak pengelolaan tempat suci ini, supaya umat Yahudi bisa berdoa di sana.

Sudarnoto menyebut Ben-Gvir merupakan tokoh sayap kanan ekstrem. Dalam setiap kesempatan, ia selalu berupaya menekan rakyat Palestina agar mereka benar-benar tunduk kepada zionisme Israel. Sosoknya sudah dikenal sebagai seorang yang mengembangkan kebencian (fobia), terhadap orang-orang Arab dan siapa saja yang membela perjuangan rakyat dan bangsa Palestina.

"Berbagai tindakan kekerasan (violent extremism) yang dilakukan Ben-Gvir semasa muda sudah menjadi pengetahuan umum. Keinginan, pemikiran dan tindakan Ben memang jahat terutama terhadap orang-orang Arab apalagi yang dinilai menghalangi langkah-langkah  Israel," lanjutnya.

Aksi provokosi hingga tindakan-tindakan brutal di luar batas kemanusiaan disampaikan sudah sering kali dilakukan oleh kelompok ekstrem Yahudi. Ini menimbulkan korban yang tidak sedikit.

Ia menyebut kelompok masyarakat Yahudi sayap kanan senantiasa mendapatkan perlindungan secara politik, hukum dan bahkan militer, untuk menguasai Aqsa dan tanah Palestina. Di sisi lain, otoritas Israel selalu mengintimidasi dan menginjak-injak rakyat dan bangsa Palestina.

Apa yang dilakukan oleh Ben-Gvir dinilai telah menginjak-nginjak komplek Masjid al-Aqsa dan menjadi kelanjutan dari agresi zionis yang secara terus menerus dilakukan. Tindakan ini akan merusak dan menghancurkan proses perundingan damai, yang sebetulnya sudah dilakukan dan memberikan jalan solusi dua negara.

"MUI mendukung semua negara, paling tidak yang telah memberikan kecaman terhadap tindakan Ben ini, termasuk pemerintah Indonesia, untuk terus menerus melakukan upaya agar ada tekanan internasional yang efektif dan memaksa Israel menghentikan tindakan yang merusak atau mendesak supaya dilakukan sanksi internasional terhadap Israel. Keamanan, perdamaian dan stabilitas hanya baru bisa diwujudkan jika Israel berhasil dipaksa menghentikan semua bentuk kejahatan," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement