Jumat 06 Jan 2023 18:56 WIB

Cerita Aher Perjuangkan Anggaran Bangun Masjid Al Jabbar

Pembangunan Masjid Al Jabbar dilakukan dengan anggaran multiyears.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Teguh Firmansyah
Sejumlah warga beraktivitas di halaman Masjid Raya Al Jabbar, Gedebage, Kota Bandung, Jumat (30/12/2022). Masjid Raya Al Jabbar yang baru saja diresmikan tersebut ramai oleh pengunjung baik dari dalam maupun luar Kota Bandung. Republika/Abdan Syakura
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Sejumlah warga beraktivitas di halaman Masjid Raya Al Jabbar, Gedebage, Kota Bandung, Jumat (30/12/2022). Masjid Raya Al Jabbar yang baru saja diresmikan tersebut ramai oleh pengunjung baik dari dalam maupun luar Kota Bandung. Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Anggaran Masjid Raya Al Jabbar senilai Rp1 triliun dari APBD mengundang polemik sebagian pihak. Namun, proses pembangunan Masjid Al Jabbar diketahui sudah dianggarkan secara bertahap sejak pemerintahan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (Aher)

Menurut Mantan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, sejak pemprov mencetuskan rencana pembangunan, besarnya anggaran Al Jabbar dan urgensinya dalam prioritas sudah menuai perdebatan.

Baca Juga

Namun, menurut Aher, ia saat itu tetap konsisten memperjuangkan Al Jabbar mengingat pentingnya membangun masjid berskala besar bagi provinsi dengan umat muslim terbesar di Indonesia.

"Bagaimanapun program besar membutuhkan anggaran besar. Ada yang mempermasalahkan karena anggarannya terlalu besar. Ada pemikiran ini bukan prioritas," ujar Aher seperti dikutip dari video testimonial Aher terkait Al Jabbar, Jumat (6/1/2023).

Aher mengatakan, saat itu anggaran Al Jabbar direncanakan memakai skema tahun jamak (multiyears). Agar, komposisi anggarannya tidak sekaligus besar namun pembangunan bisa dianggarkan secara bertahap.

Selain itu, angka anggaran Al Jabbar menurutnya tidak mengurangi keberpihakan APBD pada urusan wajib seperti infrastruktur, pendidikan dan kesehatan.  "Saya katakan untuk anggaran jalan kita besar banget, untuk pembangunan ruang kelas baru sangat banyak, untuk BOS kita mengganggarkan banyak, untuk PON demikian besar kita juga menganggarkan," paparnya.

Aher menilai, kalau untuk jalan, untuk ruang kelas, PON Pemprov Jabar berani menganggarkan. "Kenapa tidak kita menganggarkan untuk sebuah artefak yang melambangkan ketaatan kita pada Allah SWT yaitu masjid," katanya.

Setelah anggaran disetujui, kata dia, pembangunan Al Jabbar rupanya tidak berlangsung mulus. Kegagalan tender pada awal 2017 membuat pembangunan Al Jabbar baru bisa dimulai pada akhir 2017.

"Sehingga anggaran besar yang sudah dianggarkan tidak terpakai, yang terpakai hanya sebagian kecil di akhir 2017. Alhamdulilah 2018 berjalan utuh, sampai 2019 hingga sekarang 2022 dilanjutkan di jaman Gubernur Ridwan Kamil," paparnya.

Aher mengaku, pembangunan masjid yang menjadi ikon masjid terbesar di Jabar itu sangat memakan waktu, tenaga, pikiran, dan tentunya anggaran yang sangat besar, sehingga selesainya pembangunan patut disyukuri.

Namun, kata dia, setiap niat baik program pemerintah pada prosesnya wajar menemui kendala dan polemik. Namun pihaknya memastikan Al Jabbar dibangun dengan perencanaan matang dan tujuan yang baik.

"Masjid besar ini mewakili besarnya umat Islam di Jawa Barat, mewakili sikap religi orang Jawa Barat. Wajar saja kita membangun sebuah artefak yang mewakili umur sejarah, pada jaman-jaman ke depan semua orang akan mengingat bahwa ini adalah masjid kebanggaan Jawa Barat," paparnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement