REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis bedah anak dari Rumah Sakit (RS) Premier Surabaya, Fransiska Kusumowidagdo mengungkap pusar bayi yang bodong termasuk dalam kategori hernia. Namun, tidak perlu dilakukan operasi hernia pada udel bodong karena seiring berjalannya waktu bisa menutup dengan sempurna. "Hernia yang sering terjadi pada anak adalah udel bodong. Udel bodong adalah hernia umbilikalis," ujarnya, Jumat (6/1/2023).
Ia menambahkan, penyebabnya adalah belum terbentuknya pelapis otot di bawah perut setelah pusar lepas. Kendati demikian, dia melanjutkan, secara umum udel bodong tidak perlu dilakukan tindakan apa-apa karena bisa menutup dengan sempurna. Sementara itu, ia juga mengungkap risiko utama yang menyebabkan hernia pada anak-anak adalah para bayi yang lahir prematur atau dengan berat badan lahir sangat rendah. "Kenapa?karena biasanya pembentukan organ bayi ini belum sempurna, belum selesai," katanya.
Ia menambahkan, bayi prematur dengan berat 2.000-2.500 gram dan dirawat di ruang perawatan intensif bayi (NICU) ternyata memiliki hernia setelah keluar dari ruangan ini bisa dioperasi. "Jika kondisinya baik dan boleh pulang maka sudah boleh operasi (hernia)," ujarnya.
Ia menambahkan, operasi hernia bisa dijadwalkan jika benjolan tidak bisa dikembalikan ke dalam perut. Jadi, benjolannya menetap atau terjadi jepitan kemudian jika anak sudah mengeluh nyeri luar biasa, benjolannya tetap di bawah, tidak bisa buang air besar (BAB), kentut, hingga muntah. Kendati demikian, ia meminta orang tua harus menunggu operasi kalau anak mengalami batuk pilek dan kelainan penyerta. "Konsultasikan dulu kepada dokter bedah anak atau anak supaya bisa diketahui anak ini kira-kira optimal atau tidak saat melakukan operasi," katanya.
Jadi, ia meminta orang tua jangan menunggu hernia sampai parah karena berpotensi terjadi jepitan dan harus dioperasi supaya tidak terjadi gejala lebih lanjut pada jepitan ini. Terkait kemungkinan komplikasi yang bisa muncul kalau anak anak yang hernia tidak segera dioperasi, ia menyebutkan jika merasakan nyeri kemudian menimbulkan gejala sumbatan. Kemudian, kalau terlambat dibawa ke rumah sakit maka bisa menimbulkan kematian organ tubuh, misalnya usus.
"Karena usus yang terjepit lama-lama bisa pendarahan, sehingga ada satu segmen usus yang mungkin tidak bisa dipertahankan. Atau bisa juga dia menjepit dan mengganggu pendarahan ke testis atau buah zakar," katanya.
Ia menambahkan, kalau operasi hernia tertunda terlalu lama maka dikhawatirkan ada organ tubuh lain yang harus dikorbankan. Artinya tidak hanya perlu menutup kantong melainkan juga harus melakukan terapi untuk komplikasi terhadap organ lain. Jika operasi sudah dilakukan dengan baik dan hasilnya tidak ada kelainan lainnya maka seharusnya sembuh sempurna dan permanen.
"Namun, memang ada 5 sampai 10 persen tingkat rekurensi (kembali terjadi), karena kadang-kadang di pasien yang hernianya sudah terjepit membuat kantong lebih tipis sehingga lebih rentan terjadi kebocoran ulang atau rekurensi," katanya.
Namun secara general atau umum, dia menambahkan, jika semua operasi hernia berjalan lancar dan tidak ada masalah maka seharusnya bisa sembuh sepenuhnya.