Tekan Dampak Bencana, BPBD Kota Malang Bentuk Pos Lapangan di Kecamatan

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq

Genangan air atau banjir di salah satu wilayah di Kota Malang. Kondisi ini bisa terjadi lantaran hujan berintensitas tinggi yang berlangsung lama.
Genangan air atau banjir di salah satu wilayah di Kota Malang. Kondisi ini bisa terjadi lantaran hujan berintensitas tinggi yang berlangsung lama. | Foto: Istimewa

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang berusaha menekan terjadinya bencana dan meminimalisasi kerugian warga selama 2023. Salah satu caranya dengan meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang, Prayitno mengatakan, salah satu koordinasi yang perlu diperkuat adalah dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). "Lalu dengan 57 kelurahan tangguh dan menyiagakan personel," jelas Prayitno di Kota Malang.

Selain itu, BPBD telah membentuk pos lapangan yang ditempatkan di lima kecamatan dengan 50 personel. Tim ini juga dilengkapi berbagai peralatan seperti tenda untuk kebutuhan dapur umum, pelampung, helm, dan lain-lain. Selanjutnya, juga berusaha melengkapi dengan peta risiko guna pemetaan kerawanan bencana

Dalam waktu dekat, kata dia, BPBD juga akan meluncurkan aplikasi terkait kedaruratan yang bisa digunakan masyarakat. Aplikasi ini berguna untuk melaporkan kejadian bencana, kerugian dan potensi bencana. Dengan adanya aplikasi ini, petugas BPBD dalam waktu singkat dapat mengetahui daerah-daerah terdampak bencana.

Selain itu, pihaknya juga sedang mengajukan penambahan peralatan, seperti perahu donat dan gergaji mesin. Dia berharap pengajuan ini segera bisa terlaksana. Dengan demikian, kerja para personel dapat lebih maksimal lagi ke depannya.

Adapun untuk bangunan yang melanggar aturan sehingga berpotensi terkena bencana, kata dia, ini nanti menjadi ranah DPUPRPKP dan Satpol PP untuk penegakan peraturan daerahnya.

Hal yang pasti, pihaknya mengimbau agar masyarakat memperhatikan aturan dan tata letak ketika hendak menambah bangunan. "Jangan sampai di sepadan sungai atau mengganggu saluran air agar tidak memicu bencana," ujar dia.

Untuk diketahui, bencana seperti banjir dan pohon tumbang masih banyak terjadi di Kota Malang selama 2022. Beberapa daerah rawan banjir di antaranya Kelurahan Sawojajar, Bareng dan kawasan Jalan Soekarno-Hatta.

Hal ini dipicu oleh saluran air yang semakin mengecil dan banyak bangunan yang melanggar aturan. Tak hanya drainase, sungai-sungai besar pun banyak yang mengalami penyempitan atau pendangkalan.

Beberapa di antaranya Sungai Brantas, Sungai Bango, dan Sungai Amprong yang sebagian besar disebabkan ulah manusia. "Misalnya kebiasaan membuang sampah dan tidak menjaga kebersihan sungai," ungkapnya.

Sementara itu, daerah rawan pohon tumbang ada di wilayah Kedungkandang. Hal ini bisa terjadi karena hingga saat ini banyak pohon yang usianya sangat tua. Ditambah lagi, dengan adanya angin kencang saat bencana terjadi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Hujan Deras Sebabkan 10 Titik di Kota Malang Banjir

BPBD Catat 223 Bencana Melanda Malang Selama 2019

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark