Kakek 60 Tahun di Semarang Meninggal Usai Rumahnya Terkurung Banjir Bandang

Red: Karta Raharja Ucu

Banjir Bandang Terjang Semarang. Seorang warga Semarang meninggal dunia setelah terjebak di dalam rumahnya karena banjir bandang.
Banjir Bandang Terjang Semarang. Seorang warga Semarang meninggal dunia setelah terjebak di dalam rumahnya karena banjir bandang. | Foto: Antara/Bima

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Seorang pria berusia 60 tahun meninggal dunia akibat rumahnya terkurung banjir bandang. Korban diketahui terkurung di kamar rumahnya saat banjir bandang menerjang Perumahan Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jumat (6/1/2023).

Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang Adhy Yulianto, menjelaskan, korban sempat dievakuasi oleh tim penyelamat, namun kemudian nyawanya tidak tertolong. "Laki-laki usia 60 tahun. Ditemukan di kamarnya. Sempat diselamatkan namun kemudian meninggal," jelas Adhy melalui sambungan telepon.

Adhy menjelaskan, banjir bandang yang menerjang Perumahan Dinar Indah itu terjadi akibat kerusakan tanggul Sungai Pengkol setelah kehilangan kemampuan menahan debit air yang terus meningkat akibat curah hujan tinggi dari wilayah hulu yang berada di Ungaran. "Tanggulnya jebol karena Sungai Pengkol meluap, limpasan air dari atas. Dari Ungaran," ungkap Adhy seperti dalam keterangan yang diterima Republika, Jumat.

Wilayah perumahan yang terdampak banjir itu juga merupakan daerah cekungan yang kerap menjadi langganan banjir. Fenomena banjir bandang sebelumnya juga pernah terjadi di lokasi tersebut. "Itu kan daerah cekungan. Sudah langganan banjir," ucap Adhy.

Saat ini banjir telah surut dan menyisakan puing, sampah dan lumpur yang terbawa oleh arus. Tim BPBD Kota Semarang akan berkoordinasi dengan unsur terkait dan mulai melakukan perbaikan tanggul yang rusak pada esok hari.

Tim BPBD Kota Semarang bersama unsur forkopimda terkait saat ini terus melakukan asesmen dan kaji cepat. Data sementara ada 147 warga yang terdampak banjir tersebut. Beberapa warga dievakuasi dan mengungsi ke masjid yang letaknya tak jauh dari perumahan dan lebih aman.

Cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan lebat dan dapat disertai angin masih berpotensi di wilayah Kota Semarang hingga Ahad (8/1), sebagaimana menurut informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Menyikapi hal itu, maka Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kepada seluruh unsur pemerintah daerah dan masyarakat agar dapat mengantisipasi adanya potensi bencana susulan.

Upaya seperti pemantauan kondisi sungai, pembersihan sampah maupun material lain yang dapat menyumbat aliran air, monitoring kondisi tanggul, jalan dan jembatan hingga pemantauan debit air saat terjadi hujan lebat disarankan perlu dilakukan secara berkala. Guna meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana susulan, masyarakat di sepanjang aliran sungai agar melakukan evakuasi mandiri sementara jika terjadi hujan menerus dengan intesitas tinggi selama lebih dari satu jam. "Masyarakat juga diharapkan agar selalu memperhatikan kondisi debit sungai dan menghindari tanggul sungai maupun lereng curam yang minim vegetasi."

Terkait


Hujan Deras di Semarang Akibatkan Longsor, Satu Warga Meninggal Dunia

Proses Evakuasi Korban Banjir di Kota Semarang Masih Berlanjut

Proses Evakuasi Korban Banjir di Kota Semarang Masih Berlanjut

Banjir Telah Surut, Pelayanan Stasiun Semarang Tawang dan Perjalanan KA Mulai Berangsur Normal

Banjir di Beberapa Wilayah Semarang Mulai Surut

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark