REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) saat ini sudah mengajukan surat minat kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk mengelola Bandara Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Direktur Utama AP I Faik Fahmi mengungkapkan, untuk mengelola bandara tersebut maka diperlukan mitra strategis.
“Untuk mitra strategisnya, kami memang diminta mencari. Ada beberapa kandidat, tapi masih dalam penjajakan untuk bisa mengoperasikan bersama,” kata Faik pada Jumat (6/1/2023).
Faik mengatakan, saat ini AP I juga sudah menerima pengajuan minat secara tertulis dari calon mitra strategis. Hanya saja, Faik mengatakan belum bisa membocorkan siapa mitra strategis yang sudah berminat tersebut.
Meskipun begitu, Faik menuturkan, AP I memiliki kriteria tersendiri untuk memilih mitra strategis dalam mengelola Bandara Komodo. “Kami secara mitra strategis ini isunya adalah bagaimana mendorong lalu lintas ke Bandara Komodo secara signifikan,” tutur Faik.
Secara teknis, Faik memastikan AP I pada dasarnya mampu mengelola Bandara Komodo tanpa konsorsium. Hanya saja, Faik berharap dengan adamya mitra strategis bisa mendorong lebih signifikan lagi jumlah pengunjung ke Labuan Bajo.
“Tugas mereka (mitra strategis) itu tidak hanya dari sisi pendanaan tapi bisa mendorong lalu lintas yang lebih signifikan sehingga kriteria mitra ini yang akan digandeng dari aviasi Industri. Sehingga diharapkan mereka bisa meningkatkan wisatawan asing ke Labuan Bajo,” ujar Faik.
Faik menambahkan, AP I juga sudah menyiapkan rencana untuk diterapkan dalam mengembangkan Bandara Komodo. Dia menuturkan, peningkatan kapasitas terminal akan dilakukan untuk mengakomodasi kebutuhan penumpang.
“Dari sisi airside dan landslide harus kita perbaiki. Dua-duanya akan kami perbaiki secara signifikan kalau memang kami operasikan,” ucap Faik.
Faik mengatakan, saat ini proses pengajuan pengelolaan Bandara Komodo masih berjalan. Dia menegaskan, saat ini masih ada sejumlah proses yang perlu dilakukan bersama regulator.
“Kami sudah mengajukan tapi masih ada proses yang kita lalui. Sejauh ini proses pengajuannya, kelihatannya masih menyesuaikan dengan pelaksana sebelumnya yang belum clear,” ujar Faik.
Meskipun begitu, Faik memastikan AP I secara paralel sudah melakukan sejumlah kajian. Khususnya, mengenai kajian dalam mengoperasikan Bandara Komodo tersebut dan sejumlah pengembangannya.
Sebelumnya, pengelolaan bandara tersebut diputuskan dengan skema KPBU dan dimenangkan oleh Konsorsium Cardig Aero Service (CAS). Hanya saja, pemenuhan biaya atau financial close belum terjadi karena pandemi Covid-19 sehingga menghambat pengembangan bandara tersebut.