REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf memantau langsung pembangunan Komplek Makam Auliya Sono di Asrama Gupusjat Optronik II Puspalad, Dusun Sono Desa SidokertoKecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
"Sebagai warga baru Kodam V/Brawijaya, saya memohon doa restu kepada beliau (Gus Ali Masyhuri) supaya dapat melaksanakan tugas dengan baik di Jawa Timur," ujar Mayjen TNI Farid Makruf yang juga menyempatkan berkunjung ke Ponpes Bumi Sholawat asuhan KH Ali Masyhuridi Sidoarjo, Jumat.
Berkaitan dengan pembangunan Makam Auliya di Sono, pihaknya akan berusaha se-maksimal mungkin untuk bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam menuntaskan pembangunan tersebut. Mengingat, sinergi ulama dan TNI sangat berkaitan erat dalam perjuangan bangsa Indonesia.
"Jika kita runut kepada sejarah. Di masa perjuangan, sinergiulama dan militer sangat kuat. Sehingga, makam ini ada di area militer. Kami dengan Bupati akan melanjutkan pembangunan ini sampai selesai," kata Mayjen TNI Farid Makruf dalam keterangannya.
Menurutnya, revitalisasi makam Sono yang disambut baik oleh Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman sebagai bentuk penghargaan kepada ulama dan masyarakat Sidoarjo. Penghargaan itu diberikan atas kebersamaan berjuang meraih Kemerdekaan RI kala itu.
"Ulama dan TNI itu benteng terakhir bagi perjuangan bangsa ini,tidak bisa ulama dan TNI itu di adu domba, karena itu kami bersama bapak bupati akan terus melanjutkan pembangunan ini sampai selesai," ucapnya.Di kawasan Makam Aulia Sono terdapat enam makam utama yang dihormati masyarakat Nahdliyyin.
Keenam makam tersebut yakni pendiri Pondok Pesantren Sono, Buduran KH. Muhayyin beserta istrinya Hj. Asfiyah, serta dua makam putranya yakni KH. Abu Mansur serta KH. Zarkasyi. Makam lainnya yakni makam cucu dan cicit KH. Muhayyin yakni KH. Said (cucu) dan makam KH. Maksum (cicit).