REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN -- Pemerintah Iran mengatakan, telah mengeksekusi dua pria pada Sabtu (6/1/2022). Mereka dihukum karena diduga membunuh seorang sukarelawan paramiliter selama demonstrasi.
Peradilan Iran mengidentifikasi mereka yang dieksekusi sebagai Mohammad Karami dan Mohammad Hosseini. Kedua pria itu membuat total empat orang telah dieksekusi sejak demonstrasi dimulai pada September atas kematian Mahsa Amini. Semua telah menghadapi uji coba tertutup, cepat, dan dikritik secara internasional.
Kantor berita pengadilan Iran Mizan mengatakan, kedua orang itu telah dihukum karena membunuh Ruhollah Ajamian yang merupakan anggota Pasukan Basij sukarelawan Pengawal Revolusi Iran, di kota Karaj di luar Teheran pada 3 November. Basij telah dikerahkan di kota-kota besar, menyerang, dan menahan pengunjuk rasa, yang dalam banyak kasus telah melawan.
Rekaman yang telah banyak diedit ditayangkan di televisi negara menunjukkan Karami berbicara di depan Pengadilan Revolusi tentang serangan itu. Dalam momen ini juga menunjukkan peragaan ulang serangan yang diklaim jaksa penuntut.
Pengadilan tidak mengizinkan mereka yang diadili untuk memilih pengacara sendiri atau bahkan melihat bukti yang memberatkannya. Amnesty International mengatakan, persidangan tidak memiliki kemiripan dengan proses peradilan yang sesungguhnya.
Siaran televisi pemerintah juga menayangkan cuplikan Karami dan Hosseini berbicara tentang serangan itu. Namun, orang-orang itu tetap dihukum karena pembunuhan serta tuduhan korupsi di Bumi yang meurjuk pada sebuah istilah dan dakwaan yang telah dikenakan terhadap orang lain dalam beberapa dekade sejak Revolusi Islam 1979 dan membawa hukuman mati.
Aktivis mengatakan, setidaknya 16 orang telah dijatuhi hukuman mati dalam sidang tertutup atas tuduhan terkait dengan protes. Hukuman mati di Iran biasanya dilakukan dengan cara digantung.
Aktivis Hak Asasi Manusia di Iran menyatakan, sekitar 517 pengunjuk rasa telah meninggal dan lebih dari 19.200 orang telah ditangkap. Pihak berwenang Iran belum memberikan hitungan resmi tentang mereka yang terbunuh atau ditahan.
Protes yang berjalan berbulan-bulan menandai salah satu tantangan terbesar bagi teokrasi Iran sejak Revolusi Islam pada 1979. Pasukan keamanan, menurut kelompok hak asasi manusia, telah menggunakan peluru tajam, tembakan burung, gas air mata, dan pentungan untuk membubarkan pengunjuk rasa.
Sumber:
https://apnews.com/article/iran-protests-and-demonstrations-tehran-f8a6e331d2e47077d44e9ab6f8c62c3a